Jakarta, (Metrobali.com) –

Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Selasa sore menguat 15 poin menjadi Rp11.423 dibandingkan sebelumnya di posisi Rp11.438 per dolar AS.

“Pelaku pasar uang masih menilai bahwa tren ekonomi Indonesia cukup positif ke depan, kondisi itu yang membuat mata uang rupiah menguat di tengah kondisi politik di dalam negeri yang belum menentu,” ujar Pengamat Pasar Uang Bank Himpunan Saudara Rully Nova di Jakarta, Selasa.

Ia mengemukakan laju inflasi yang terjaga, serta tren surplus neraca perdagangan Indonesia masih cukup mampu menopang mata uang rupiah terhadap mata uang asing, salah satunya dolar AS.

“Inflasi tahun 2014 ini ditargetkan Bank Indonesia sebesar 4,5 persen plus minus satu persen diharapkan tercapai, dan neraca perdagangan februari 2014 surplus sebesar 785,3 juta dolar AS,” kata dia.

Ia menambahkan bahwa meski secara akumulasi neraca perdagangan Indonesia masih mencatatkan defisit namun trennya terus menurun.

Kendati demikian, kata Rully Nova, penguatan rupiah cenderung tertahan karena sentimen eksternal seiring dengan rencana Bank Sentral AS (the Fed) yang diperkirakan cukup agresif mengurangi stimulus keuangannya dan akan menaikan suku bunga.

“Kondisi eksternal terutama dari Amerika Serikat masih menjadi ancaman bagi mata uang rupiah,” kata dia.

Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia pada hari Selasa ini (15/4), tercatat mata uang rupiah menguat menjadi Rp11.434 dibandingkan sebelumnya (14/4) di posisi Rp11.444 per dolar AS.

(Ant) –