Foto: Ketua Umum DPP HIPPI Erik Hidayat, Ketua HIPPI Bali Dr. Gung Tini Gorda, Ketua DPC HIPPI Buleleng Alfrieds Agustinus, Ketua Bidang Pertanian, Kelautan, Koperasi dan UMKM DPD HIPPI Bali Ni Luh Putu Gunatri bersama tokoh lainnya dan para petani melakukan panen padi sehat pribumi pada Kamis, 25 April 2024 di areal Persawahan Banjar Jembong, Desa Ambengan, Kecamatan Sukasada, Kabupaten Buleleng.

Buleleng (Metrobali.com)-

Dalam merealisasikan program DPD Himpunan Pengusaha Pribumi Indonesia (HIPPI) Bali yakni mewujudkan Bali sebagai Pusat Ekonomi Hijau, DPP HIPPI Bali bersama DPC HIPPI Kabupaten Buleleng melakukan kegiatan panen bersama panen padi sehat pribumi pada Kamis, 25 April 2024 di Areal Persawahan Banjar Jembong, Desa Ambengan, Kecamatan Sukasada, Kabupaten Buleleng.

Panen padi sehat pribumi ini mengambil tema “Melalui Pupuk Organik Nasional) bersama kita wujudkan hasil panen beras sehat pribumi untuk meningkatkan perekonomian desa”.

Panen padi sehat pribumi yang sebelumnya  dirawat dengan pupuk organik Pornas ini dan mengusung spirit “Sinergi Pang Pade Payu” ini adalah bagian dari program Bidang Pertanian DPD HIPPI Bali dengan total demplot 3 hektar sawah tersebar di beberapa daerah di Buleleng. Rinciannya di Giri Mas 1 hektar, di Ambengan 50 are, di Jagarage 1 hektar dan di Poh Bergong 50 are.

Dalam panen padi sehat pribumi ini turut hadir Ketua Umum HIPPI Pusat Erik Hidayat, Ketua HIPPI Bali Dr. Gung Tini Gorda, Ketua DPC HIPPI Buleleng Alfrieds Agustinus, Ketua Bidang Pertanian, Kelautan, Koperasi dan UMKM DPD HIPPI Bali Ni Luh Putu Gunatri yang juga Penggerak UMKM Produk Organik, para petani yang sudah berhasil menghasilkan padi sehat pribumi dengan menggunakan pupuk Program, pengelola Bumdes dan Perbekel setempat.

Ketua Bidang Pertanian, Kelautan, Koperasi dan UMKM DPD HIPPI Bali Ni Luh Putu Gunatri yang juga Penggerak UMKM Produk Organik, menjelaskan, dalam kegiatan kali ini yang merupakan pengembangan atau implementasi dari program panen padi sehat P3S, yang diprakarsai oleh DPD HIPPI Bali dalam rangka mempercepat Bali sebagai pusat ekonomi hijau. Ekonomi hijau ini tidak terlepas dari pertanian organik.

 

Dalam konteks ini, tepatnya sejak pengurus HIPPI Bali dilantik, sudah bergerak di masyarakat di kabupaten/kota se-Bali. Seperti di Jembrana sudah ada kebun cokelat dan pepaya, kemudian di Tabanan dan Gianyar sudah ada padi.

Sementara di Kabupaten Klungkung sudah ada demplot di Banjarangkan, di Bangli, tepatnya di daerah Kintamani, sudah ada kopi. “Kemudian di Singaraja HIPPI Bali sudah bergerak di 3 hektar lahan, yang tersebar di 50 are di Ambengan, 2 hektar di Giri Mas, 1 hektar di Jagaraga, dan 50 are di Poh Bergong,” terang Gunatri.

Sekarang sudah menyebar ke Desa Kedis, Banjar, dan Tejakula. Menariknya di Tejakula, HIPPI Bali akan bekerja sama dengan desa untuk mengangkat kembali jeruk Tejakula dan diharapkan sudah bisa berjalan pada awal bulan Mei 2024.

Dukungan HIPPI dalam hal Pupuk Organik Nasional (Pornas) sangat luar biasa dan ini merupakan bukti bahwa kembali ke organik itu tidak akan menurunkan hasil pertanian. “Justru pertanian organik bisa menurunkan biaya hingga 20 persen dan meningkatkan hasil sampai dengan 40 persen,” ungkap Gunatri.

Gunatri berharap kinerja HIPPI Bali bisa cepat berkembang dan semakin meluas sehingga Bali bisa semakin cepat menjadi pusat ekonomi hijau.

Sementara itu Ketua Umum DPP HIPPI Arifun Yaqin Hidayat yang akrab disapa Erik Hidayat mengapresiasi dan menyambut baik program padi sehat pribumi ini. Dia mengatakan kegiatan yang diinisiasi oleh HIPPI Bali, khususnya DPC HIPPI Buleleng sangat luar biasa. Erik Hidayat juga bersyukur testimoni petani yang sudah menggunakan pupuk organik sangat positif.

Oleh karena itu, HIPPI Pusat sangat mengapresiasi kegiatan kali ini. “Kita harapkan kegiatan seperti ini bisa diduplikasikan ke daerah-daerah lainnya di seluruh Indonesia, yang berangkat dari Bali,” ujar Erik Hidayat.

Dia mengatakan lebih lanjut, hasil panen petani kali ini harus dipasarkan terlebih dahulu. Penting untuk melihat perhitungan terkait harga pokok penjualan (HPP) sehingga petani bisa mendapatkan cuan. “Yang paling penting adalah investasi ini disambut positif oleh para investor,” harapnya.

Sementara dari sisi regulasi pemerintah, pihaknya ingin tidak ada lagi impor beras. HIPPI sangat ingin mendorong adanya swasembada pangan seperti beras.

Ketua DPD HIPPI Bali Doktor Gung Tini Gorda menambahkan, HIPPI Bali saat dikukuhkan dan dilantik sudah mempunyai konsep untuk menuju ekonomi hijau atau green economy. “Jadi melalui HIPPI Bali mendukung bagaimana Bali sebagai pusat ekonomi hijau yang salah satunya adalah dari bidang pertanian dan UKM serta Koperasi untuk memilih padi sehat pribumi,” ungkapnya.

Menurutnya padi masih sangat menjadi sumber utama untuk kebutuhan pokok dalam kehidupan sehari-hari. Dalam hal ini HIPPI Bali fokus dalam melakukan pendampingan untuk para petani sehingga mereka merasa bahwa menjadi seorang petani itu tidak sia-sia, namun justru sebaliknya lebih keren.

“Jadi dalam proses pendampingan agar mendapatkan hasil maksimal dan sehat, HIPPI Bali mencoba untuk memakai pupuk organik. Artinya berproses dari hasilnya sehat, petani juga sehat, sehingga untuk menuju organik akan lebih cepat,” beber Gung Tini Gorda.

HIPPI Bali saat ini mencoba untuk membuat demplot padi sehat pribumi. Tujuannya meningkatkan kesejahteraan bagi petani.

Dari DPC Kabupaten Buleleng bahkan sudah membuat 3 demplot yakni di Poh Bergong, Ambengan dan daerah Sawan. Terlebih lagi HIPPI Bali telah menyusun sebuah road map untuk di daerah Gianyar, Karangasem, dan di Tabanan.

Sementara panen padi sehat pribumi kali merupakan panen pertama dari pendampingan yang telah dilakukan oleh HIPPI Bali. Dalam kesempatan tersebut HIPPI Bali mengundang Ketua Umum DPP HIPPI agar mengetahui bahwa program dari bidang pertanian untuk menuju ekonomi hijau, dalam hal ini adalah padi sehat untuk menuju organik.

“Kami tidak hanya ingin sekedar jargon, tetapi betul-betul ingin mensejahterakan petani, dari oleh dan untuk pengusaha lokal itu sendiri. Kami juga mengharapkan ketekunan dari para petani. Oleh karena itu, HIPPI Bali akan terus mendampingi petani agar tetap semangat,” tegas Gung Tini Gorda.

Kehadiran dari Ketum DPP HIPPI sendiri juga memberikan sebuah motivasi. Artinya ketika kita berorganisasi, menghasilkan sebuah karya dan bisa dipatenkan secara hukum maka itu menjadi sebuah kebanggaan. Yang terpenting adalah Sinergi Pang Pade Payu bisa terus dikuatkan.

Selanjutnya Ketua DPC HIPPI Buleleng Alfrieds Agustinus mengatakan, kegiatan panen padi sehat pribumi ini merupakan bukti nyata dari konsentrasi dan fokus organisasi HIPPI Bali dan HIPPI Buleleng khususnya untuk mewujudkan Bali sebagai pusat ekonomi hijau.

Wujud dari capaian ini adalah dalam bentuk program panen padi sehat atau yang dikenal dengan P3S. Program ini untuk perdananya diselenggarakan di Singaraja. Tujuan dari kegiatan ini sudah sangat sesuai dengan kondisi pertanian di Bali, khususnya di Buleleng, yang perlu mendapatkan perhatian serius,” terang Alfrieds.

Disamping juga hasil-hasil dari produk pertanian itu juga diharapkan bisa membantu memberikan kesehatan yang maksimal. Seperti diketahui bahwa kondisi kesehatan saat ini, terutama ketika berbicara tentang stunting, penyebab utamanya adalah karena hasil produk pertanian itu banyak menggunakan pupuk kimia.

Alfrieds kemudian mengutip pernyataan dari seorang profesor di bidang pertanian di Universitas Udayana, Profesor  Kartini, yang menyatakan bahwa saat ini berdasarkan research WHO, di dalam air susu ibu sudah mengandung 20 persen racun, yang diakibatkan karena sang ibu mengkonsumsi makanan-makanan yang mengandung bahan kimia.

Program P3S ini sangat membantu mengatasi kerusakan tanah yang selama ini menganggu hasil pertanian yang menyebabkan petani gagal panen. Kemudian program ini juga membantu mengatasi kelangkaan pupuk yang telah menjadi momok bagi para petani. “Jadi program P3S ini menghadirkan solusi bagi para petani, khususnya dalam penyediaan pupuk organic,” katanya.

Dengan pupuk organik ini para petani bisa meningkatkan hasil pertanian, memperbaiki tingkat kesuburan tanah dan yang terpenting adalah mengatasi kelangkaan pupuk. Jadi program P3S ini benar-benar luar biasa dan diharapkan bisa membantu masyarakat pertanian.

Alfrieds menegaskan bahwa HIPPI Bali, khususnya DPC HIPPI Buleleng siap berkolaborasi dengan berbagai pihak, baik dari pemerintah, swasta maupun Bumdes, untuk bisa menyediakan pupuk organik dan bersama-sama membangun pertanian organik demi mewujudkan Bali sebagai pusat ekonomi hijau.

Apresiasi atas program HIPPI ini juga disampaikan Nyoman Seri selaku Perbekel Desa Ambengan. Dia mengaku sangat senang Desa Ambengan menjadi project percontohan pertanian organik dari HIPPI Bali melalui padi sehat pribumi. Dia berharap kedepan Desa Ambengan bisa menjadi desa Go Organic.

“Program P3S ini sudah terbukti memberikan hasil yang memuaskan bagi para petani Desa Ambengan. Terlebih lagi lokasi yang digunakan sebagai demplot merupakan lokasi ekstrem yang tentunya rawan terhadap bencana alam,” katanya.

Lokasi ini sebelumnya sudah pernah digunakan untuk persawahan, namun hasilnya tidak memuaskan. Namun setelah program P3S ini masuk ke Desa Ambengan, hasil pertanian warga sangat memuaskan.

Kedepan para petani di Desa Ambengan diharapkan bisa menggunakan pupuk organik tersebut dengan tujuan untuk meningkatkan produktivitas hasil pertanian. Seperti yang dicanangkan oleh pemerintah terkait program swasembada beras, dengan produk pribumi ini bisa betul-betul dirasakan.

Pemerintah juga diharapkan bisa berkolaborasi dengan HIPPI karena sudah terbukti kinerja HIPPI Bali benar-benar maksimal dan menguntungkan para petani. Dalam hal ini pemerintah bisa memberikan subsidi kepada para petani. Ketika semangat petani terus tumbuh maka sawah-sawah di Bali, khususnya di Buleleng akan tetap terjaga dan tidak dialihfungsikan.

Sementara itu dua orang petani membagikan kisah sukses mereka ambil bagian dalam program HIPPI Bali dengam menanam padi sehat dan menghasilkan beras sehat dengan menggunakan pupuk organik pupuk Pornas.

Nengah Mudiara, petani dari Giri Mas menceritakan bahwa sejak menggunakan Pornas ia sudah melakukan 3 kali panen dan hasilnya sangat memuaskan. Bahkan di tengah cuaca buruk pun dia tetap mendapatkan hasil panen yang bagus.

Ia mengungkapkan penggunaan pupuk organik sudah terbukti jauh lebih baik ketimbang menggunakan pupuk kimia. Ini dibuktikan dari hasil panen yang jauh meningkat dan tanaman padi tidak mudah terserang hama.

 

Dia kemudian mengapresiasi HIPPI Bali, khususnya DPC HIPPI Buleleng karena sudah mengenalkan Pornas kepada para petani di desa Giri Mas.

Sementara itu petani lainnya Nyoman Sumerta mengatakan, dulu ketika normal pihaknya bisa mendapatkan 1 ton sampai satu kwintal beras. Namun ketika padinya terserang penyakit, hasil panen menurun drastis.

Dia kemudian disarankan oleh pengurus HIPPI untuk menggunakan Pornas dan hasil panen yang ia dapatkan bahkan jauh lebih baik dari sebelumnya. Inilah yang kemudian membuat dirinya terus bersemangat untuk bertani. (wid)