Jakarta (Metrobali.com) –

Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta Kamis pagi bergerak menguat 18 poin ke posisi Rp11.745 dibanding sebelumnya Rp11.763 per dolar AS.

Pengamat pasar uang dari PT Bank Himpunan Saudara, Rully Nova di Jakarta, Kamis mengatakan mata uang domestik kembali menguat meski cenderung terbatas setelah the Fed memberi sinyal untuk melanjutkan pemangkasan stimulus keuangannya meski sebagian data ekonomi AS cenderung melemah. “Penguatan rupiah tertahan sentimen eksternal,” katanya.

Ia menambahkan posisi nilai tukar rupiah saat ini mencerminkan fundamental ekonomi Indonesia yang positif, diperkirakan lebih baik dari 2013. Sementara pada 2013, pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 5,8 persen atau menempati urutan ke dua dalam G-20 setelah China.

“Tren mata uang domestik masih di area positif sesuai dengan fundamental ekonomi Indonesia yang membaik,” katanya.

Analis Monex Investindo Futures, Zulfirman Basir menambahkan berkurangnya aktivitas manufaktur China juga dapat menahan laju ruoiah terus meningkat lebih tinggi, mengingat China merupakan salah satu mitra dagang utama Indonesia.

“Aktivitas China yang melambat dapat mengganggu kinerja neraca keuangan Indonesia,” katanya.

Ia memproyeksikan bahwa mata uang rupiah pada Kamis ini akan bergerak di kisaran Rp11.675 – Rp11.890 per dolar AS. (Ant)