Foto: Ir. I Gusti Ngurah Putrawan, M.Si.,(kanan), tokoh pionir salah satu desa digital di Indonesia, Perbekel Desa Dangin Puri Kangin periode 2013-2019.

Denpasar (Metrobali.com)-

Pandemi virus Corona atau Covid-19 memang mengubah kebiasaan dalam kehidupan di masyarakat termasuk juga dalam konteks layanan publik di pemerintahan.

Dengan penerapan physical distancing (jaga jarak), larangan berkerumun, lebih banyak beraktivitas di rumah dengan bekerja dan belajar dari rumah, kini layanan online/digital makin terasa sangat dibutuhkan dan memang menjadi pilihan termasuk dalam pelayanan publik pemerintah hingga di tingkat desa.

Karenanya dalam kondisi pandemi ini dan juga menuju “New Normal Life” menurut tokoh pionir salah satu desa digital di Indonesia Ir. I Gusti Ngurah Putrawan, M.Si.,konsep desa digital atau digital village menjadi suatu kebutuhan dan keharusan yang wajib diimplementasikan di tiap desa, khususnya juga di Kota Denpasar.

“Dengan adanya pandemi Covid-19, harusnya metode desa digital paling pas untuk berdesa di kota. Desa digital jadi elemen penting untuk menghadapi bahkan berdamai dengan Covid-19,” kata Putrawan, Selasa (19/5/2020).

 

Perbekel Desa Dangin Puri Kangin periode 2013-2019 yang berhasil menjadikan desa ini sebagai pionir desa digital di Indonesia menegaskan dengan adanya physical distancing pelayanan prima di desa harus tetap bisa berlangsung dengan menggunakan digitalisasi.

Apapun kondisinya pelayanan prima harus bisa dijalankan secara online, termasuk pula wajib ada digitalisasi data untuk mempermudah berbagai keperluan misalnya dalam penyaluran bantuan pemerintah.

“Buktinya sekarang semua online. Di Desa Dangin Puri Kangin, saya empat tahun lalu sudah mengantisipasi dengan layanan online dan digitalisasi data,” ujar lulusan Magister (S-2) pada Progam Magister Perencanaan Pembangunan Wilayah dan Pengelolaan Lingkungan (MP2WL) Universitas Mahasaraswati (Unmas) Denpasar ini.

 

Ia menegaskan desa digital di tengah pandemi Covid-19 menjadi kebutuhan dengan layanan administrasi online yang bisa diakses dari rumah oleh warga desa sehingga tetap bisa menjalankan himbauan pemerintah melakukan physical distancing atau jaga jarak dan lebih banyak beraktivitas di rumah.

“Jadi pelayanan bisa tetap berlangsung tanpa menunggu proses faktualisasi selanjutnya. Itu juga inti dari knowledge sharing dan manajemen sistem informasi” kata Putrawan yang memang dikenal tokoh visioner ini.

Ia pun menilai saat ini harusnya menjadi momentum pembenahan data di desa lewat digitalisasi data desa. “Ke depan harus digitalisasi sebagai tuntutan kemajuan di desa dan data yang valid harus menjadi landasan perencanaan pembangunan di tingkat desa hingga internasional,” ujar Putrawan.

Pionir Desa Digital di Indonesia

Seperti diketahui salah satu desa yang berhasil menjadi desa digital adalah Desa Dangin Puri Kangin, Kecamatan Denpasar Utara, Kota Denpasar yang tidak hanya mendapatkan pengakuan lokal, nasional bahkan hingga ke internasional.

Keberhasilan desa ini membangun pondasi sebagai Desa Digital tidak lepas dari kontribusi dan pengabdian Perbekel Desa Dangin Puri Kangin periode 2013-2019 Ir. I Gusti Ngurah Putrawan, M.Si.

Putrawan mampu menjadi pionir dan meletakkan dasar-dasar tranformasi digital desa di tengah kota (Berdesa di Kota) dengan salah satu ikon progamnya. Yakni hadirnya aplikasi M-Desa Dangin Puri Kangin yang mampu mewujudkan layanan masyarakat desa dalam genggaman yang bisa diakses secara online.

Keberhasilan pembangunan Desa Digital di Desa Dangin Puri Kangin ini juga medorong Putrawan melakukan penelitian sebagai bagian dari tugas akhir pendidikan magister (S-2)-nya pada Progam Magister Perencanaan Pembangunan Wilayah dan Pengelolaan Lingkungan (MP2WL) Universitas Mahasaraswati (Unmas) Denpasar.

Pada akhir 2019 lalu Putrawan berhasil mempertahkankan Penelitian Tesis yang berjudul “Eksitensi Desa Digital Berbasis Indeks Desa Membangun” sehingga mengantarkannya menyelesaikan pendidikan S-2 di MP2WL Unmaa dan berhasil mendapatkan gelar M.Si.

Hasil penelitian ini juga telah diterbitkan di jurnal internasional yakni International Journal Of Sustainability, Education, And Global Creative Economic (IJSEGCE) Tahun 2019, Volume 2 Nomor3, halaman 350-358 dengan judul “Existence Digitalization of Village Development Village Based Index Development Program in Denpasar City.”

Hasil penelitian Putrawan ini menemukan bahwa di Desa Dangin Puri Kangin, digitalisasi program perencanaan pembangunan desa telah diimplementasi dalam bentuk aplikasi mobile M-Desa dengan sembilan dashboard.

Yaitu layanan surat, layanan BPJS, kelembagaan desa, peta desa, galeri desa, produk BUMDES, pengelolaan keuangan, radio desa, dan pelayanan RS Mata Bali Mandara.

Sementara itu Nilai Indek Desa Membangun Desa Dangin Puri Kangin yakni 0,8233, dengan capaian tertinggi adalah Indek Ketahanan Sosial (IKS), yaitu 0, 920 Indeks Ketahanan Ekonomi (IKE) 0,817 dan Indeks Ketahanan Lingkungan (IKL) 0,733. Dari indikator tersebut Desa Dangin Puri Kangin termasuk Desa Mandiri.

Berdasarkan temuan hasil penelitian ini, Putrawan menyarankan perlu dilakukan penelitian lanjutan tentang evaluasi implementasi digitalisasi program perencanaan pembangunan desa untuk mengetahui dukungan dan hambatan dalam implemetansi program tersebut.

Seperti diketahui, selama menjadi Perbekel Desa Dangin Puri Kangin periode 2013-2019, Putrawan mampu melakukan perubahan besar dengan cara-cara yang tidak konvensional, menantang kemapanan dan keluar dari zona nyaman (disruption) hingga akhirnya membawa Desa Dangin Puri Kangin sebagai salah satu Desa Digital (Digital Village) pertama di Indonesia.

Inovasi desa digital ini bahkan tidak hanya mendapatkan pengakuan di Bali maupun nasional melainkan sudah tersohor dan mendapat pengakuan serta apresiasi dunia internasional. Misalnya saat menjadi objek kunjungan delegasi pertemuan tahunan IMF-World Bank pada Oktober 2018 silam. (wid)