Foto: Anggota Komisi VI DPR RI dari Fraksi Golkar, Gde Sumarjaya Linggih (Demer) berharap sistem pembayaran tol tanpa behenti (MLFF) bisa segera berjalan tahun ini.

Jakarta (Metrobali.com)-

Anggota Komisi VI DPR RI dari Fraksi Golkar, Gde Sumarjaya Linggih yang akrab disapa Demer menyambut positif ditetapkannya proyek sistem pembayaran tol nirsentuh, pembayaran tol tanpa behenti atau multi lane free flow (MLFF) sebagai Proyek Strategis Nasional (PSN). Dia berharap, proyek MLFF tersebut dapat segera berjalan tahun ini.

Menurut wakil rakyat yang sudah empat periode mengabdi di DPR RI itu, dengan diimplementasikannya MLFF, yang memungkinkan pengguna tol tidak harus berhenti saat membayar di gardu tol, akan memberikan dampak ekonomi yang cukup besar. Khususnya, terkait dengan efisiensi biaya dan kelancaran baik arus penumpang maupun barang dan jasa.

“Selama ini, setiap libur panjang Lebaran maupun akhir tahun, di sejumlah gardu tol selalu terjadi kemacetan yang menyita banyak waktu. Contohnya libur Lebaran ini, yang berdasarkan evaluasi mudik oleh pemerintah juga terjadi kemacetan akibat antrean di gerbang tol. Saat libur akhir tahun baru di Bali juga terjadi kemacetan parah di Tol Bali. Bahkan, jalan tol di kota-kota besar seperti Jakarta juga selalu macet di jam-jam pulang dan pergi kantor yang salah satunya karena antrean di gerbang tol,” tutur Demer.

Oleh karena itu, kata Demer yang kembali terpilih untuk kelima kalinya di DPR RI hasil Pileg 2024 ini, sudah saatnya Indonesia mengatasi persoalan tersebut. Sebab, jika dihitung, kerugian ekonomi sebagai dampak dari kemacetan tersebut sangat besar (bisa ditambahkan data riset). Bukan hanya waktu, tetapi juga berapa banyak bahan bakar minyak yang terbuang.

Di Jakarta saja, menurut Kemenhub kerugian akibat kemacetan mencapai Rp 65 triliun per tahun akibat pemborosan BBM dan waktu yang terbuang. Belum lagi kerugian sosial, mulai dari polusi hingga berkurangnya waktu untuk bersama keluarga.

“Sudah saatnya masalah ini diatasi dengan solusi yang applicable dan berkelanjutan, tidak bisa hanya situasional seperti misalnya pengaturan arus lau lintas,” ujar wakil rakyat berlatar belakang pengusaha sukses dan mantan Ketua Umum Kadin Bali itu.

MLFF adalah metode pembayaran jalan tol yang memungkinkan pengguna jalan untuk melintasi gerbang tol tanpa perlu berhenti. Sistem ini menggunakan teknologi Global Navigation Satellite System (GNSS). Teknologi ini meliputi sistem-sistem seperti GPS, untuk mengatur transaksi pembayaran. Dengan teknologi ini, transaksi dapat dilakukan melalui aplikasi CANTAS pada telepon pintar yang dibantu oleh satelit.

Dengan memanfaatkan teknologi satelit ini, sistem MLFF  melakukan penghitungan otomatis tarif tol berdasarkan jarak yang ditempuh kendaraan, sehingga mengeliminasi kebutuhan akan bilik tol fisik dan mengurangi perlunya kendaraan berhenti atau melambat di gerbang tol.

Sistem MLFF ini sejak 12 Desember 2023  diujicobakan di Tol Mandara Bali oleh Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) di mana dalam rangka uji coba ini peralatan pendukung MLFF telah terpasang di pintu tol .

Uji coba sendiri telah berjalan baik dan rencananya, sistem  MLFF ini akan diterapkan bertahap mulai dari Tol Mandara Bali pada Oktober 2024 setelah memperhatikan kesiapan, kelengkapan infrastruktur, penegakan hukum dan kesiapan masyarakat. Selama masa transisi ini, sistem yang digunakan  adalah Single Line Free Flow dengan tetap menggunakan barrier.

MLFF telah ditetapkan sebagai proyek strategis nasional (PSN) non-Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) berdasarkan Peraturan Menteri Koordinator (Permenko) Nomor 6 Tahun 2024. Proyek MLFF dilaksanakan menggunakan skema Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU) dalam hal ini  PT Roatex Indonesia Toll System (RITS) dan merupakan investasi asing langsung (foreign direct investment ) dari Hungaria senilai USD 300 juta (Rp 4,5 triliun). (wid)