Denpasar (Metrobali.com) 

 

Informasi mengenai dugaan kecurangan oleh petugas SPBU di Jalan Pulau Komodo, Denpasar, menyebar luas di berbagai platform media sosial di Bali.

Postingan yang pertama kali diunggah oleh seorang pengguna bernama Mas Bay di grup Facebook “infokost Denpasar bali” ini mengundang perhatian luas.

Mas Bay, yang diduga bekerja sebagai driver online dan memiliki pemahaman mendalam tentang media sosial, mengeluhkan adanya kecurangan dengan menyertakan detail lengkap, termasuk peta lokasi SPBU tersebut.

Dalam narasinya, Mas Bay menyebutkan modus kecurangan yang diduga dilakukan oleh petugas SPBU. Berikut ini narasi lengkap yang diunggahnya:

“Hanya sekedar himbauan agar kita lebih teliti lagi beli bensin di SPBU tersebut, karna saya kasihan melihat sudah banyak korban apalagi ojol yang pendapatannya tergantung dari bensin. Modus oknum petugas SPBU memotong takaran bensin di SPBU Jl. Pulau Komodo di belakang RS Sanglah,”.

Cara modus biasanya ada dua karyawan yang jaga dan targetnya customer yang isi bensin di atas 30ribu.

1. Memotong takaran bensin tidak sesuai dengan yang customer beli. Contoh beli 30ribu, di monitor hanya 25ribu.

2. Mengalihkan customer agar tidak melihat monitor dengan cara mengembalikan uang kembalian.

Saya tidak memfitnah, sudah saya buktikan 3x beli bensin 40ribu, takaran tidak sesuai. Saya mulai curiga karena keadaan saya tidak melihat monitor saat isi.

Kedua kalinya beli bensin 30ribu, saya sengaja tidak langsung melihat monitor, saya lihatnya ketika sudah mau selesai dan ternyata benar di monitor hanya diisi 25ribu. Saya tegur karyawannya, alasannya mesinnya eror suka macet.

Ketiga kalinya saya benar-benar ingin memastikan kecurangan karyawan SPBU tersebut. Ternyata benar terulang kembali. Kalau alasan mesinnya eror suka macet terus, masa tidak melapor ke atasan untuk di servis mesinnya? Tolonglah jangan merugikan orang lain, apalagi driver ojol yang pendapatannya terpengaruh dari bensin.

Jika tidak percaya, buktikan sendiri jika ada dua petugas yang jaga, lihat monitor-nya setelah mau selesai!!”

Menanggapi hal ini, Ahad Rahedi, Area Manager Communications, Relation & CSR Pertamina Patra Niaga Regional Jatimbalinus, mengungkapkan terima kasih kepada masyarakat yang telah menyampaikan keluhan melalui media sosial. Ia meminta agar masyarakat yang menemukan hal-hal di luar kewajaran atau berpotensi kecurangan untuk segera menghubungi call center Pertamina di nomor 135.

“Ini adalah bagian dari pengawasan Pertamina. Kami sampaikan terima kasih kepada seluruh warga masyarakat yang memiliki kepedulian terhadap hal ini,” ujarnya.

Ahad Rahedi menjelaskan bahwa setiap laporan yang masuk akan ditindaklanjuti dengan memeriksa rekaman kamera CCTV di lokasi SPBU tersebut. Semua SPBU di wilayah Jatimbalinus sudah dilengkapi dengan kamera CCTV yang dapat memantau secara detail aktivitas di SPBU, termasuk siapa petugasnya, hari, dan jam berapa kejadian berlangsung.

“Bila terbukti ada kecurangan yang meresahkan masyarakat, maka akan ada sanksi yang jelas dari Pertamina baik terhadap SPBU maupun petugas yang bersangkutan,” tegasnya.(Tri Widiyanti)