Kupang, (Metrobali.com) –

Kepala Badan Pusat Statistik Nusa Tenggara Timur Anggoro Dwitjahyono, mengatakan prediksi inflasi sebagai dampak dari rencana kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) masih fluktuatif antara 2-5 persen hingga akhir tahun 2014.

“Hal ini (terjadinya inflasi akibat kenaikan harga BBM) nantinya sejalan prediksi yang dilakukan Bank Indonesia sepanjang 2014 sudah termasuk jika rencana terjadi menjadi kenyataan,” katanya di Kupang, Sabtu.

Bank Indonesia (BI) memprediksi laju inflasi 2014 akan berada di kisaran 5 persen, dan masih tetap berada dalam perkiraan bank sentral berkisar 4,5 persen plus minus 1 persen.

Deputi Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan, berdasarkan catatan historis, peningkatan laju inflasi masih akan berlanjut sepanjang Juni dan Juli. “Secara nasional, ada kemungkinan (inflasi) akan naik. Peak-nya ada di Juli hingga September lalu. Tetapi semuanya faktor musiman,” ujar Perry di Jakarta.

Bahkan menurut Anggoro Dwitjahyono, data yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS), inflasi Mei 2014 sebesar 0,16 persen (month-to-month), sehingga inflasi dari dari Januari hingga Mei 2014 tercatat sebesar 1,56 persen.

Sehingga pihaknya optimistis meyakini angka inflasi di 2014 akan berada di kisaran 5 persen. “Kenaikan inflasi pada Juni dan Juli itu faktor musiman, akan turun di Agustus sampai Desember dan akhir tahun yakin 5 persen,” katanya.

Dia menilai rencana kenaikan BBM bersubsidi itu lebih pada konsumsi penggunaan BBM bersubsidi membengkak dan melampaui kuota.

Hal itu terlihat dari data Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) yang menunjukkan hingga semester pertama 2014, realisasi penyaluran BBM Bersubsidi mencapai 22,91 juta kiloliter (kl) lebih tinggi daripada kuota yang direncanakan sebesar 22,81 juta kl. Sementara itu, pada periode yang sama pada tahun 2013 sebesar 22,74 juta kiloliter.

Kenaikan volume BBM bersubsidi ini, antara lain disebabkan oleh pertumbuhan jumlah kendaraan bermotor. Berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (GAIKINDO) dan Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI), dalam tiga tahun terakhir, rata-rata angka penjualan mobil mencapai 1,1 juta unit per tahun motor 7,6 unit per tahun. Pada tahun 2014, target penjualan mobil adalah 1,25 juta unit dan target penjualan motor 8.000.000 unit.

Pada saat yang bersamaan, walaupun telah dilakukan penyesuaian harga BBM bersubsidi pada bulan Juni 2013, tingginya disparitas harga BBM bersubsidi dengan BBM nonsubsidi mengakibatkan migrasi pengguna BBM nonsubsidi ke BBM subsidi dan pada saat yang bersamaan masih terdapat penyalahgunaan BBM bersubsidi, khususnya jenis solar.

Untuk menekan laju inflasi Menteri Koordinator Perekonomian Chairul Tanjung mengungkapkan empat hal yang dilakukan untuk menekan inflasi di bawah satu persen yaitu Pertama, ada ‘tight money policy’. Jadi, uang yang beredar dikontrol sedemikian besar. Sehingga, yang beredar menjadi tidak terlalu besar, konsekuensinya bunganya naik tinggi.

Berikut anjut Chairul, terjadi stabilisasi pangan dengan menjaga pasokan bahan pangan pokok di pasar, sehingga tidak terjadi kekhawatiran di masyarakat. Kemudian, Chairul menambahkan, pemerintah juga mengontrol rantai distribusi antara petani dan pedagang dengan baik, yang dapat terwujud dengan koordinasi yang baik antara Kementerian Perdagangan dan Kementerian Pertanian.

(Ant) –