Saleh Partaonan Daulay

Jakarta (Metrobali.com)-

Ketua DPP Partai Amanat Nasional (PAN) Saleh Partaonan Daulay berharap memasuki tahun 2015 demokrasi di Indonesia makin dewasa karena konsolidasi politik sudah berlangsung sejak 1998.

“Sangat tepat bila banyak pihak mengharapkan demokrasi Indonesia harus lebih kukuh pada tahun-tahun mendatang,” kata Saleh Partaonan Daulay melalui pesan elektronik di Jakarta, Jumat (2/1).

Pengalaman 15 tahun, lanjut dia, mempraktikkan demokrasi adalah modal besar dalam membangun Indonesia.

Oleh karena itu, Saleh meminta semua pihak untuk berpartisipasi dalam memajukan praktik demokrasi di Indonesia.

“Pengalaman pemilu anggota legislatif, Pemilu Presiden dan Wakil Presiden RI, dan pemilihan kepala daerah seharusnya membuat demokrasi Indonesia makin matang. Apalagi, dalam kurun waktu tersebut semua proses demokrasi berjalan dengan baik,” tuturnya.

Sejak 1998, kata Ketua Komisi VIII DPR itu, bangsa Indonesa telah melaksanakan empat kali pemilu anggota legislatif dan pilpres serta 1.500 kali pilkada.

Oleh sebab itu, menurut dia, bangsa Indonesia seharusnya sudah sangat akrab dengan demokrasi.

Meskipun ada kendala dan tantangan dalam menjalankan demokrasi, tetapi Saleh menilai para penyelenggara negara dan lembaga yudikatif yang menangani sengketa telah menjalankan tugas dengan baik.

Partai politik dan para politikusnya juga seharusnya sudah sangat dewasa di dalam menghadapi sengketa-sengketa di dalam berdemokrasi.

“Komisi Pemilihan Umum, Bawaslu, MK, dan PTUN sangat berperan dalam meluruskan jalannya demokrasi. Sampai sejauh ini, hampir semua persoalan dapat diselesaikan dengan baik,” katanya.

Menurut Saleh, peran media sebagai salah satu pilar demokrasi juga telah mampu menjadi kekuataan penyeimbang. Praktik-praktik penyalahgunaan kekuasaan dapat dihindari karena peran media sebagai “watchdog”.

Selain itu, Saleh juga menilai media massa turut menjadi instrumen pencerah dalam menyeleksi calon para pemimpin.

“Harus diakui, media massa itu adalah ikon perubahan. Media massa bisa menjadikan orang biasa menjadi populer. Popularitas sangat berpengaruh dalam meningkatkan elektabilitas. Ada banyak pemimpin yang lahir baik di tingkat nasional mapun lokal berkat media massa,” tuturnya.AN-MB