Foto: Anggota Fraksi Golkar DPR RI Dapil Bali Gde Sumarjaya Linggih yang akrab disapa selaku Demer.

Denpasar (Metrobali.com)-

Pasangan Calon Presiden Dan Calon Wakil Presiden Nomor Urut 2, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka akhirnya sah ditetapkan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) sebagai pemenang Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.

Prabowo-Gibran yang diusung Koalisi Indonesia Maju (KIM) tersebut sah menjadi Presiden dan Wakil Presiden terpilih setelah Mahkamah Konstitusi (MK) menolak permohonan pasangan calon Anies Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar dan Ganjar Pranowo-Mahfud Md.

Atas hasil tersebut, Anggota Fraksi Golkar DPR RI Dapil Bali Gde Sumarjaya Linggih yang akrab disapa Demer menyampaikan ucapan selamat kepada Prabowo-Gibran sebagai Presiden dan Wakil Presiden terpilih Republik Indonesia. Demer lantas mengajak semua pihak untuk menghormati proses hukum yang telah berjalan.

Anggota Komisi VI DPR RI itu mengatakan, setelah dalam kurun waktu beberapa hari atau bahkan sampai dua bulan ini masyarakat Indonesia dihadapkan dengan diskusi terkait sidang sengketa Pilpres di Mahkamah Konstitusi (MK). Namun pada akhirnya MK membatalkan seluruh gugatan Pilpres yang diajukan oleh capres-cawapres nomor urut 01 dan 03. Dengan demikian Prabowo-Gibran tetap dinyatakan sebagai pemenang Pilpres 2024.

“Kita masih mempunyai waktu kedepannya. Kalau ada hal-hal yang memang kurang pada saat ini, mari kita perbaiki kedepannya, baik itu penyelenggara, baik itu yang kontestan sendiri, baik itu sistemnya mungkin nanti kita perbaiki lagi sehingga lebih mendekati ke sempurna. Kalau sempurna sendiri itu hanya milik Tuhan,” ujar Demer.

Dia kemudian mengatakan, Indonesia merupakan negeri yang sangat cantik sehingga banyak negara yang mulai melirik Indonesia. Selain itu kondisi dunia saat ini juga bisa mempengaruhi Indonesia, terutama sebagai akibat dari perang di Jalur Gaza antara Israel dan Hamas, kemudian perang berkepanjangan antara Rusia dan Ukraina yang dampaknya berpotensi akan meluas.

Untuk itu Demer mengajak semua pihak untuk bersama-sama bahu membahu membangun negeri ini. Jangan sampai konflik horizontal terjadi di Indonesia karena justru akan semakin memberatkan kondisi negara. Menurut Demer, yang paling menderita nantinya tentu bukan rakyat yang menengah atau yang atas, akan tetapi masyarakat kelas bawah yang jumlahnya cukup banyak di Indonesia.

“Mari kita bekerja bersama-sama, guyub bersama-sama. Kalau beda pilihan biarkan kemarin saja beda pilihan, kedepannya kita guyub. Kalau mau beda pilihan lagi lima tahun lagi kita beda pilihan lagi, berjuang lagi,” kata wakil rakyat yang sudah empat periode mengabdi di DPR RI memperjuangkan kepentingan Bali ini.

Demer kemudian mencontohkan spirit perjuangan Prabowo Subianto yang sudah keempat kalinya mengikuti pemilihan presiden. Hebatnya Prabowo selalu legowo ketika kalah dan mengakui kekalahannya.

Menurut Demer, kemenangan Prabowo pada pilpres 2024 ini merupakan karma baik dari seorang Prabowo sendiri. “Ini adalah hasil dari karma baik Pak Prabowo dan ketulusan beliau untuk rakyat,” tegas Ketua Pemenangan Pemilu/Korwil (Koordinator Wilayah) Bali, NTB, NTT DPP Partai Golkar ini.

Demer kemudian mengatakan perlunya bimbingan dari Presiden Jokowi, mengingat keberhasilan Indonesia dibawah 10 tahun pemerintahannya. Tidak hanya nasional, tetapi masyarakat internasional juga mengakui kehebatan Presiden Jokowi dalam memimpin Indonesia.

Tentu pencapaian ini juga tidak lepas dari tim ekonomi Presiden Jokowi yang dinilai Demer sangat kuat. Salah satunya Ketua Umum Partai Golkar, Airlangga Hartarto, yang sebagai Menko Perekonomian RI selalu menjaga stabilitas perekonomian negara.

“Sekarang aja kita tahu bahwa negara lain berkontraksi dengan adanya perang. Iran ke Israel dimana mata uang mereka turun drastis, sementara kita dibanding dengan negara Asia turunnya sedikit,” tutur wakil rakyat berlatar belakang pengusaha sukses dan mantan Ketua Umum Kadin Bali itu.

Sementara terkait dengan keputusan PDI Perjuangan yang menggugat hasil Pilpres di PTUN, Demer mengatakan bahwa keputusan tersebut merupakan hak politik dari PDI P. Namun Demer mengingatkan bahwa jika melihat realita di Bali saat ini, dimana dari 9 Kabupaten/kota, 8 diantaranya dikuasai oleh PDI P. Namun dalam pilpres kemarin, paslon 03 Ganjar-Mahfud justru kalah di Bali.

Politisi Golkar asal Desa Tajun, Kecamatan Kubutambahan, Kabupaten Buleleng yang kembali terpilih untuk kelima kalinya di DPR RI ini menegaskan bahwa dirinya tidak menemukan adanya intimidasi maupun bansos liar di Bali. Yang ada adalah bansos-bansos yang dibawa oleh anggota DPRD maupun DPR RI.

“Jadi kalau saya lihat, kalau dilihat jumlah dari DPRD dan DPR RI, jelas lebih banyak dari 03. Saya tidak melihat adanya intimidasi dan bansos liar. Jadi mari kita legowo dengan pilihan rakyat. Kemenangan ini sebenarnya adalah kemenangan mutlak rakyat. Lebih baik kita fokus kedepan, start dari sekarang,” pungkas Demer. (wid)