Jakarta, (Metrobali.com) –

Otoritas Jasa Keuangan mendorong terciptanya konsolidasi atau merger antar bank di dalam negeri sehingga masing-masing memiliki ruang untuk berkembang.

“Selama 10 tahun ini mereka (bank-bank) didorong untuk berkonsolidasi atau merger sehingga tidak organik lalu menerbitkan surat-surat berharga,” kata Ketua OJK Muliaman Hadad usai peresmian Mandiri Institute di Jakarta, Senin.

Ia menjelaskan secara konsep, anchor bank atau bank jangkar harus terus berjalan sehingga tidak perlu diumumkan kepada publik. Apabila ada bank yang memiliki kapasitas modal yang besar maka bisa mengakuisisi bank lain dan itu tidak masalah sehingga dianggap anchor bank.

“Saat ini banyak yang bisa menjadi anchor bank sehingga tidak perlu ada persyaratan yang terlalu rigit,” ujarnya.

Namun Muliaman menjelaskan OJK memberikan perhatian khusus dalam proses merger itu pada bank milik pemerintah dan berharap menghasilkan sinergi yang dalam.

Selain itu menurut dia, akuisisi itu bisa berbagi dalam pasar kapital sehingga mendorong efisiensi lebih banyak dan akan berpengaruh pada industri perbankan nasional karena melihat bank pemerintah sebagai lokomotif.

“Apabila efisiensi bisa diciptakan di antara kerja sama bank pemerintah akan bisa membantu upaya meringankan perbaikan efisiensi,” katanya.

Ia mengatakan salah satu langkah untuk menurunkan suku bunga adalah mendorong adanya efisiensi industri dan hal itu yang akan dilakukan OJK. Efisiensi industri itu bisa dibangun dengan kerja sama yang baik seperti berbagi fasilitas, berbagi pengembangan sumber daya manusia, dan jaringan informasi-teknologi.

“Langkah menurunkan suku bunga ada dua, pertama bisa dilihat sebagai fenomena makro karena berhubungan dengan suku bunga dan inflasi. Ke dua dilihat sebagai fenomena mikro, artinya bagaimana mendorong efisiensi industri,” katanya.

Muliaman menjelaskan saat ini OJK ada ide untuk mengakuisisi beberapa bank dan itu terus didiskusikan dengan pemerintah serta pihak terkait bagaiamana melihatnya. Hal itu, menurut dia agar masing-masing memiliki ruang untuk berkembang sesuai dengan spesialisasinya.

“Misalnya kehadiran BTN (Bank Tabungan Negara) diperlukan dalam konteks pembiayaan properti ke depan yang saat ini ruang untuk tumbuh dan berkembangnya masih besar,” ujarnya.

Selain itu OJK juga mendorong adanya interkoneksi antar bank lokal di Indonesia untuk membangun industri perbankan lebih baik.

(Ant) –