sminar-bi-institute

Nusa Dua (Metrobali.com)-

Deputi Gubernur  Senior Bank Indonesia, Mirza Adityaswara mengharapkan Pemilukada serentak di seluruh Indonesia yang akan berlangsung pada Februari 2107 mendatang tidak akan menimbulkan gejolak yang siginifikan. Hal itu dikatakan Mirza pada acara “International  Leadership Seminar”, di Hotel Conrad Tanjung Benoa, Senin (26/9).

Ditambahkan, dengan sudah dewasanya  Indonesia berdemokrasi, maka harapan BI tidak akan terjadi gejolak yang siginifikan sehingga tidak akan mempengaruhi perekonomian di Indonesia. ‘Masyarakat Indonesia sudah dewasa dalam berdemokrasi,” katanya.

Dikatakan, jika dalam masa kampanye agak hiruk pikuk politiknya hal itu biasa. Namun harapan kita dalam stabilitas ekonomi, dan keamanan yakin masyarakat Indonesia sudah dewasa dalam berpolitik. Kami yakin eknomi akan tetap berjalan lancar. Ekonomi stabil ini akan menjadi modal dalam pemilukada serentak  berjalan aman dan damai,” katanya.

Pada sisi lain,  Mirza Adityaswara  menjelaskan  Senin (26/9)  hari ini dan Selasa (27/9) besok, Bank Indonesia lewat BI  Institute mengadakan seminar dan pelatihan. Selama dua hari ini mereka mengikuti  kegiatan. Judul kegiatan ini adalan  “International  Leadership Seminar” dengan memakai metode ”neuro science”. Salah satu tujuan dai seminar ini adalah membentuk karakter pemimpin Bank Indonesia untuk siap menghadapi perubahan dan gejolak ekonomi dunia.

Mirza Adityaswara  menjelaskan, seminar ini juga ada kaitannnya dengan persiapan menghadapi perkembangan ekonomi dunia. ‘’Kita ini berada di dunia yang bergejolak terus, selalu ada resiko macam-macam seperti ekonomi , inflasi, hutang, devisit. Negara berkembang biasanya bergejolak. Maka dari itu pimpinan dan staf harus dilatih. Bagaimana cara mengambil keputusan dalam dunia yang selalu penuh resiko,’’ kata Mirza di Nusa Dua, Senin (26/9).

Pemimpin harus agile harus tangkap harus cepat memahami dan membaca situasi. Dan menjadi suatu terobosan yang bisa menemukan solusinya. Pemimpin kita sebut juga sebagai  ‘’game changer’’. Bagaimana bisa memeperbaiki kesejahteraan. Seorang pemimpin yang ‘’economic  leadership’’, harus memikirkan dampak kesejahteraan dalam lingkup kecil , dikota provinsi atau di tingkat nasional, untuk kesejahteraan umat.

Dikatakan, Indonesia masih belajar bagaimana cara mengatasi  gejolak ekonomi. ‘’Amerika serikat sendiri,  Presiden Obama mengeluarkan dana yang cukup besar untuk neuro science. Nanti kita juga akan memperlajari di dalam seminar ini. Kita juga ada video frame langsung dari ahlinya Mr. David dari Amerika, nanti live bagaimana kita diajari dan bertindak dalam situasi yang challenging,’’ kata Mirza.

Sementara itu, Kepala BI Institute Sugeng mengungkapkan, terkait dengan perkembangan ekonomi dunia itu bersifat sangat rentan. Misalnya kita dalam waktu dekat ada perubahan yang cukup signifikan dengan pemilihan presiden di Amerika, nanti bagaimana dampaknya  kan luar biasa.

‘’Kita juga dikagetkan dengan brexit. Dampaknya luar biasanya, dunia ini modelnya kompleks. Di  Bank Indonesoa  kita setiap hari memelototi dan mengamati  resiko resiko yang bisa memberikan dampak terhadap ekonomi kita,’’ katanya.

Dikatakan, setiap bulan kita selalu mengadakan rapat untuk membicarakan perkembangan yang memberikan dampak terhadap perekonomian kita. Aliran dana antar Negara begitu gampang.  Aliran modal  sangat gampang berpindah dari satu Negara ke Negara lain.

‘’ Kalo ada worrie dana itu mudah keluar masuk dari tempat satu, ke tempat lain. Oleh karena itu pemimpin di Bank Indonesia harus agile menghadapi  perkembangan perkembangan di saat ini. Harus semua tangkas . kita harapkan peserta ini akan dibekali dengan ilmu neuro science . Para peserta ini kan calon calon pemimpin di Bank Indonesia. Mereka nanti  akan naik kedudukanya.Dan mereka harus sudah siap,’’katanya. SUT-MB