Nengah Putu Pasek, Ketua Umum BRIGAS Bali

Nengah Putu Pasek, Ketua Umum BRIGAS Bali

Denpasar (Metrobali.com)-

Sebagai daerah tujuan wisata dunia, Bali memiliki citra yang positif di mata internasional. Namun citra positif ini bisa terancam, apabila masih ada praktek-praktek kejahatan yang setiap saat mengintai para wisatawannya baik turis domestik maupun turis mancanegara. Salah satu bentuk ancaman itu, adalah masih adanya tempat penukaran uang asing atau money changer ilegal alias tanpa dilengkapi ijin.

Nengah Putu Pasek sebagai Ketua Divisi Penindakan Asosiasi Pedagang Valuta Asing, APVA Provinsi Bali, Rabu (5/7) mengakui masih banyak di kawasan pariwisata ditemukan money changer-money changer ilegal. “Upaya penindakan sudah sering dilakukan, namun masih saja ada yang berani beroperasi”, ungkapnya.
Sebagai Ketua Divisi Penindakan APVA Bali, pihaknya sudah sering turun ke lapangan untuk sidak, namun tetap saja ada yang nekat beroperasi. Dijelaskannya, sudah lebih dari 200 pedagang valas ditertibkan. “Sekarang ditertibkan, besok muncul lagi yang lain, memang tidak gampang menyelesaikan persoalan ini”, ungkap Presdir PT. Tobali Valasindo ini.
Pihaknya bisa melakukan penertiban apabila mendapat rekomendasi dari Bank Indonesia dan APVA. “Bentuk penindakannya ada yang usahanya ditutup, atau bagi yang melanggar hukum, ya kami serahkan ke polisi untuk proses hukum lebih lanjut”, jelas Nengah Putu Pasek yang juga Ketua Umum ormas BRIGAS Bali.
Disisi lain, Nengah Putu Pasek juga tidak dapat menyalahkan mereka yang bekerja di usaha money changer ilegal ini, karena menyangkut isi perut. “Pemerintah dan juga Bank Indonesia, harus ikut membantu memikirkan masalah ini. Perhatikanlah mereka ini karena cari makan”, pintanya.
Karena itu, sosialisasi pengajuan ijin usaha pedagang valas harus gencar dilakukan pemerintah dan Bank Indonesia. “Biaya proses ijinnya tidak mahal, hanya saja agak sulit dan ketat”, pungkasnya.
Karenanya, Ia berharap pengajuan proses ijin pedagang valas dipermudah, sehingga dapat mengurangi praktek-praktek penukaran uang asing ilegal. Nengah Putu Pasek juga mengajak seluruh masyarakat Bali, untuk ikut menjaga tanah Bali agar aman dan nyaman bagi seluruh penghuninya, termasuk wisatawan yang datang berkunjung.
“Bali yang bertopang pada pariwisata, kalau dirusak dengan praktek money changer ilegal, maka turis akan kapok datang ke Bali. Pariwisata sepi, turis tidak datang, lantas mau dikasi makan apa anak istri kita”, ungkapnya. ARI-MB