MENHUT_BUMN

Jakarta (Metrobali.com)-

Ketua MPR RI Zulkifli Hasan menegaskan seluruh warga negara Indonesia (WNI) dari etnis dan latar belakang apapun berhak mewujudkan cita-cita di bidang apapun.

“Seluruh WNI dari etnis dan latar belakang apa saja, termasuk etnis Tionghoa, berhak mewujudkan citanya di semua bidang, tidak hanya di dunia usaha,” kata Zulkifli Hasan ketika menghadiri peringatan ulang tahun ke-16 Paguyuban Sosial Marga Tionghoa Indonesia (PSMTI), di Jakarta, Kamis malam (30/10).

Pada kesempatan tersebut, Zulkifli Hasan didampingi Wakil Ketua MPR RI Oesman Sapta Odang. Hadir juga mantan Jaksa Agung Muda Bidang Pidana Khusus (Jampidus) Mayjen TNI (Purn) Syamsu Djalal serta mantan Staf Ahli Pangab dan mantan anggota DPR RI dari Fraksi ABRI Brigjen TNI (Purn) Tedy Jusuf.

Hadir pada kesempatan tersebut ratusan warga keturunan Tionghoa yang merupakan pengurus dan anggota PSMTI, antara lain The Nin King, Didi Dawis, Murdaya Po, dan Prajogo Pangestu.

Zulkifli menjelaskan salah satu tugas MPR RI adalah membangun politik kebangsaan melalui program Empat Pilar Kehidupan Bernegara.

“Program Empat Pilar sudah sukses, saat ini kita mewujudkan janji-janji kebangsaan dalam perilaku sehari-hari. Maksudnya kita jangan lagi basa-basi, tapi menunjukkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari,” katanya.

Politisi Partai Amanat Nasional (PAN) ini menegaskan, ke depan bangsa Indonesia jangan lagi mempersoalkan suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA), tapi semua suku yang merupakan WNI, bermasuk Tionghoa, berhak mewujudkan cita-citanya di bidang apapun.

Menurut dia, putra-putri dari etnis Tionghoa saat ini tidak hanya berkarier di dunia usaha tapi juga sudah memasuki dunia politik dengan menjadi anggota legislatif dan kepala daerah.

Ia mencontohkan, Pelaksana Tugas Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok.

Pada kesempatan tersebut, Zulkifli mengajak seluruh bangsa Indonesia untuk membangun karakter bangsa sesuai dengan nilai-nilai Pancasila dan menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

“Saya harapkan masyarakat dari etnis Tionghoa berperan lebih besar dan menjadi salah satu bagian terdepan dalam membangun bangsa dan negara,” katanya.

Sementara itu, Ketua Umum Pengurus Pusat PSMTI, David Hermanjaya, mengatakan, organisasinya yang lahir setelah insiden tahun 1998, turut serta dalam percaturan politik nasional, tapi lebih berkonsentrasi pada politik sosial yakni membantu masyarakat membangun kehidupan sosial dan upaya meningkatan kesejahteraan.

Ia menegaskan, keberadaan PSMTI harus membawa kebaikan bangsa Indonesia dalam koridor NKRI.

Menurut dia, populasi etnis Tionghoa Indonesia cukup besar yakni sekitar 10 persen dari penduduk negeri ini.

“Anggota PSMTI ada sekitar 20 orang yang menjadi anggota legislatif yang diharapkan turut berkontribusi dalam pembangunan Indonesia,” katanya. AN-MB