Denpasar peringkat pertama temuan kasus

 

Malam Renungan Hari Aids Sedunia

Malam Renungan AIDS Nusantara provinsi Bali, yang dilaksanakan di Monumen Perjuangan Rakyat Bali Bajra Sandhi Renon Denpasar, Jumat (19/05).

Denpasar (Metrobali.com)-

Sejak pertama kali tahun 1987 ada temuan kasus HIV/AIDS di Bali, hingga bulan Desember tahun 2016, sudah tercatat sebanyak 15.200 kasus, dengan kondisi HIV sebanyak 8.526 dan AIDS sebanyak 6.674 kasus. Namun, jumlah temuan kasus HIV/AIDS terus meningkat sekitar 100 sampai 120 kasus per bulan. Sedangkan jumlah kematian semakin menurun setiap tahunnya. Hal ini terjadi, karena kesadaran dan pemahaman masyarakat untuk menerima orang-orang yang terinfeksi HIV (ODHA), sudah semakin membaik.

Dalam sebuah acara Malam Renungan AIDS Nusantara provinsi Bali, yang dilaksanakan di Monumen Perjuangan Rakyat Bali Bajra Sandhi Renon Denpasar, Jumat (19/05), Ketua Pelaksana, I Dewa Putu Sunartha, menyatakan, Malam Renungan AIDS Nusantara ini, merupakan partisipasi Indonesia atas misi dan aksi dari The International AIDS Candlelight Memorial, yang dikoordinir oleh Jaringan Global ODHA.

“Kegiatan ini menjadi wahana dukungan moral bagi para ODHA, mendoakan mereka yang sudah meninggal, sekaligus membongkar sekat-sekat stigma dan diskriminatif masyarakat terhadap ODHA”, jelasnya.

Malam Renungan AIDS Nusantara, diikuti 1.000 orang dari Komisi Penanggulangan AIDS kabupaten dan kota, PNS, TNI Polri, mahasiswa, pelajar, lsm dan masyarakat umum. Koordinator Pokja Promosi, Pencegahan dan Hubungan Masyarakat Komisi Penanggulangam AIDS provinsi Bali, Prof. Dr. Mangku Karmaya, mengingatkan masyarakat agar tetap waspada terhadap penyebaran HIV/AIDS.

“Penularan atau penyebaran HIV/AIDS paling cepat terjadi, melalui hubungan seks beresiko. Karena itu, saya mengingatkan dan menyarankan masyarakat agar tetap setia terhadap satu pasangan”, pintanya.

Edukasi terhadap bahaya HIV/AIDS harus terus dilakukan oleh lintas sektor, sehingga kasus ini dapat terus ditekan penyebarannya. “Saya merasa pemberitaan di media massa di Bali mulai menurun untuk memberikan edukasi HIV/AIDS dan narkoba dan ini perlu digaungkan kembali. Peran lintas sektor juga harus terus dibangkitkan agar program penanggulangan HIV/AIDS dan narkoba di Bali bisa dimaksimalkan lagi sehingga akan dapat menurunkan jumlah penderita yang terinfeksi HIV/AIDS”, ungkapnya.

Kecenderungan kasus HIV/AIDS di provinsi Bali menurut golongan umur, paling banyak terjadi pada usia produktif. Sedangkan menurut kelompok resiko, paling banyak dari perilaku heteroseksual dan homoseksual. Sementara situasi temuan kasus HIV/AIDS menurut kabupaten di provinsi Bali kumulatif dari tahun 1987 sampai Desember 2016, kota Denpasar paling tinggi yakni 6.018 kasus, diikuti kabupaten Badung 2.451 temuan kasus, kabupaten Buleleng 2.339, kabupaten Gianyar 1.101 kasus, dan peringkat kelima kabupaten Tabanan dengan 971 temuan kasus. Dari penjelasan itu, sekiranya kita bisa mencegah sedini mungkin penyebaran HIV/AIDS di Bali, untuk menyelematkan generasi muda Bali dari resiko bahaya pergaulan bebas yang cenderung negatif. ARI-MB