Tenun Ikat Bali
Denpasar (Metrobali.com)-
PT Garuda Indonesia Tbk dalam upaya kepedulian terhadap pelestarian warisan budaya bangsa, khususnya tenun, pihaknya menyelenggarakan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) bekerja sama dengan Cita Tenun Indonesia (CTI) dalam pelatihan dan pengembangan tenun di Indonesia.
     General Manager PT Garuda Indonesia Bali Syamsuddin JS di Desa Sidemen, Kabupaten Karangasem, Senin mengatakan sejak pertengahan tahun 2009 Garuda Indonesia bersama CTI telah bersama-sama melestarikan kain tenun yang ada di Indonesia.
     Ia mengatakan berbagai program telah dilaksanakan, antara lain adalah dengan melaksanakan pelatihan dan pengembangan kepada para pengrajin tenun di Bali sejak tahun 2009, di Sambas, Kalimantan Barat sejak tahun 2010, di Lombok, Nusa Tenggara Barat sejak tahun 2011, dan kerja sama terbaru yang terjalin di tahun 2013 yaitu program pelatihan dan pengembangan masyarakat perajin tenun di Nagari Halaban, Sumatera Barat.
     “Dilatarbelakangi oleh kepedulian yang kuat untuk melestarikan kekayaan budaya yang dimiliki oleh Bali serta menggali lebih potensi dari tenun Bali melalui peningkatan kualitas dan wilayah pemasarannya, kami dan CTI kembali melaksanakan program Garuda Indonesia Peduli Tenun di wilayah Bali pada tahun 2013 (tahun keempat) kerja sama Garuda Indonesia dengan CTI,” katanya.
     Ia mengatakan lokasi kegiatan program Pelatihan dan Pengembangan Masyarakat Perajin Tenun Bali dilaksanakan di wilayah Desa Sidemen, Bali.
     Program tersebut merupakan wujud nyata program Garuda Indonesia peduli dalam pelestarian warisan budaya bangsa berupa tenun atau songket nasional dengan memberikan pendidikan dan melakukan pengembangan kepada masyarakat perajin tenun. 
     Sebagai salah satu warisan budaya tinggi (heritage), tenun merupakan bagian dari ikon bangsa Indonesia yang mencerminkan jati diri bangsa. Sebagai ikon bangsa, baik dari segi teknik, motif, dan produk yang dihasilkan harus dijaga, dilestarikan keberadaannya, dan dimasyarakatkan kembali penggunaannya, serta dapat dipahami secara luas oleh masyarakat dunia sebagai warisan budaya milik Indonesia.
     Ia menjelaskan program tersebut merupakan salah satu program pembinaan Garuda Indonesia kepada masyarakat perajin tenun yang dilaksanakan melalui peningkatan kemampuan mendesain motif-motif tenun yang baru, melakukan pewarnaan tenun dengan menggunakan pewarnaan alam, meningkatkan kemampuan dan membantu dalam bidang pemasaran.
     Kerja sama Program Pelatihan dan Pengembangan Masyarakat Perajin Tenun dengan CTI sampai saat ini telah membina empat daerah sentra tenun di Indonesia, yang meliputi masyarakat perajin tenun daerah Sidemen dan Seraya (Karangasem). Total perajin yang dibina lebih kurang 123 perajin dan 19 mitra binaan penerima dana pinjaman kemitraan.
     Selain di Bali, kata dia, pembinaan dilakukan terhadap perajin tenun daerah Lombok (NTB) dengan total perajin yang dibina sebanyak kurang lebih 53 perajin dan lima mitra binaan penerima dana pinjaman kemitraan.
     Begitu juga terhadap masyarakat perajin tenun daerah Sambas, Provinsi Kalimantan Barat dengan total perajin yang dibina sebanyak kurang lebih 71 perajin dan 22 mitra binaan penerima dana pinjaman kemitraan.
     Selanjutnya masyarakat perajin tenun daerah Nagari Halaban, Limapuluh Koto (Sumatera Barat) dengan total perajin yang dibina sebanyak kurang lebih 30 perajin dan empat mitra binaan penerima dana pinajaman kemitraan.
     Syamsuddin mengharapkan potensi-potensi yang terdapat dalam masyarakat perajin dapat dikembangkan dan ditingkatkan sehingga produksi tenun masyarakat perajin, antara lain mampu menciptakan motif dan desain tenun yang lebih menarik, serta memiliki jangkauan pemasaran yang lebih luas di wilayah lokal, nasional, bahkan pasar internasional.
     “Sejak tahun 1999 hingga saat ini, secara keseluruhan Garuda Indonesia telah menyalurkan dana pinjaman kemitraan sebesar Rp2,7 miliar lebih yang disalurkan kepada 80 mitra binaan di wilayah Bali seperti Denpasar, Gianyar, Bangli, Karangasem, Klungkung, Buleleng, Jembrana, Badung, dan Tabanan yang terdiri dari berbagai sektor industri kreatif khas Bali,” katanya. RED-MB