Tokyo, (Metrobali.com) –

Kurs euro melemah di Asia pada Senin, setelah Kepala Bank Sentral (ECB) Eropa Mario Draghi mengatakan para pembuat kebijakan mungkin perlu mengambil tindakan untuk membendung kenaikan mata uangnya.

Dalam perdagangan sore di Tokyo, mata uang tunggal melemah menjadi 1,3853 dolar dan 140,72 yen, turun dari 1,3882 dolar dan 141,11 yen di New York pada Jumat.

Dolar juga jatuh menjadi 101,55 yen, dari 101,65 yen di perdagangan AS.

Pada akhir pekan, Draghi mengisyaratkan langkah kebijakan lebih lanjut setelah ECB mempertahankan kebijakannya pada pertemuan awal bulan ini, sementara ia juga memperingatkan ancaman deflasi di blok 18-anggota itu.

“Penguatan nilai tukar akan membutuhkan stimulus moneter” selama suku bunga sudah sangat rendah, katanya.

Draghi juga mengatakan bahwa ECB “tidak boleh puas” tentang inflasi yang sangat rendah, yang banyak ditakutkan bisa menghambat pemulihan ekonomi Eropa.

Komentarnya itu muncul beberapa hari setelah Dana Moneter Internasional (IMF) kembali mendesak ECB untuk mengambil tindakan untuk mencegah ancaman penurunan harga.

Dolar berada di bawah tekanan setelah risalah pertemuan kebijakan The Fed Maret yang dirilis minggu lalu menunjukkan masih ada sedikit kesempatan bagi Fed menaikkan secara signifikan jadwal untuk menaikkan suku bunga acuannya.

Investor sedang menunggu data penjualan ritel AS pada sore ini dan Beige Book dari The Fed untuk ukuran ekonomi daerah yang akan dirilis pada pertengahan minggu sebagai petunjuk terbaru tentang keadaan ekonomi terbesar di dunia itu.

Yen terangkat karena kekhawatiran atas Ukraina mendorong para investor berlari ke mata uang Jepang, yang dipandang sebagai mata uang “safe haven” selama ada kekacauan atau ketidakpastian.

Rusia dan Barat saling tuding pada Minggu di pembicaraan darurat PBB, dengan Kremlin menuduh pemerintah sementara pro-Barat di Kiev mengobarkan kekerasan.

Inggris, Prancis dan Amerika Serikat menyalahkan Rusia karena meningkatnya kekhawatiran bahwa negara itu berencana mengirim pasukan ke timur Ukraina, dalam sebuah langkah yang sama dengan yang dilihatnya ketika mengambil alih Krimea pada bulan lalu.

“Kami sekarang melihat barisan peristiwa yang bisa mengarahkan pasar menuju melemahnya dolar dan yen yang lebih kuat,” Koji Fukaya, presiden FPG Securities di Tokyo, mengatakan kepada Dow Jones Newswires.

Terhadap mata uang Asia-Pasifik lainnya, dolar naik menjadi 1,2507 dolar Singapura dari 1,2492 dolar Singapura pada Jumat, menjadi 1.038,75 won Korea Selatan dari 1.035,35 won dan 30,16 dolar Taiwan dari 30,07 dolar Taiwan.

Greenback juga menguat menjadi 44,37 peso Filipina dari 44,33 peso, sementara merosot menjadi 11.425,00 rupiah Indonesia dari 11.465,00 rupiah, menjadi 32,29 baht Thailand dari 32,32 baht dan menjadi 60,17 rupee India dari 60,28 rupee.

Dolar Australia naik menjadi 93,98 sen AS dari 93,74 sen, sementara yuan China diambil 16,32 yen terhadap 16,39 yen.

(Ant) –