New York (Metrobali.com) –

Kurs dolar AS melemah terhadap sebagian besar mata uang utama lainnya pada Selasa (Rabu pagi WIB), karena data sentimen konsumen dan perumahan AS lemah.

Indeks Keyakinan Konsumen AS berdiri di 78,1 pada Februari, turun dari 79,4 pada Januari, kata organisasi riset bisnis berbasis di New York, Conference Board, dalam survei bulanan Selasa. Angka terbaru datang di bawah ekspektasi analis sebesar 80.

Selain itu, Indeks Harga Rumah S&P/Case-Shiller yang dirilis oleh S&P Dow Jones menunjukkan bahwa harga rumah AS kehilangan momentum pada Desember, dengan Komposit 10-Kota relatif tidak berubah sementara Komposit 20-Kota turun 0,1 persen untuk kedua bulan berturut-turut.

Euro menguat terhadap dolar AS pada Selasa, meskipun Komisi Eropa memperkirakan laju inflasi di kawasan euro akan mencapai satu persen tahun ini dan 1,3 persen pada 2015, masih jauh di bawah target Bank Sentral Eropa (ECB) dua persen.

Rendahnya inflasi di kawasan euro berarti lebih banyak ruang bagi ECB untuk menambah stimulus moneter pada pertemuan kebijakan moneter 6 Maret. Tingkat inflasi tahunan 18 negara zona euro tetap pada tingkat yang rendah 0,8 persen pada Januari, kantor statistik Uni Eropa mengatakan Senin .

Investor akan memperhatikan sejumlah data ekonomi AS yang akan dirilis akhir pekan ini termasuk pesanan barang tahan lama, indeks sentimen konsumen dari Reuter/University of Michigan dan yang paling penting produk domestik bruto AS untuk kuartal keempat tahun lalu.

Pada akhir perdagangan di New York, euro naik menjadi 1,3743 dolar dari 1.3735 dolar pada sesi sebelumnya dan pound Inggris naik menjadi 1,6677 dolar dari 1,6665 dolar. Dolar Australia turun menjadi 0,9016 dolar dari 0,9039 dolar.

Dolar dibeli 102,17 yen Jepang, lebih rendah dari 102,47 yen dari sesi sebelumnya. Greenback bergerak turun menjadi 0,8871 franc Swiss dari 0,8890 franc Swiss, dan bergerak naik menjadi 1,1081 dolar Kanada dari 1,1060 dolar Kanada. (Ant/Xinhua)