Tokyo, (Metrobali.com) –

Kurs dolar bertahan stabil di Asia pada Selasa, setelah data penjualan ritel yang kuat mendorong kepercayaan dalam ekonomi AS, sementara ketegangan di Ukraina dan spekulasi pelonggaran moneter lebih besar oleh Bank Sentral Eropa menekan euro.

Pada perdagangan sore hari di Tokyo, dolar diambil 101,92 yen, naik dari 101,82 yen di New York pada Senin sore.

Euro diambil 1,3816 dolar dan 140,82 yen, sedikit berubah dari 1,3820 dolar dan 140,74 yen di perdagangan AS.

Harga saham AS melonjak pada Senin, berkat laporan laba Citigroup yang lebih baik dari perkiraan dan data penjualan ritel yang menggembirakan.

Data menunjukkan penjualan ritel naik 1,1 persen pada Maret, menyediakan bukti lebih lanjut dari kegiatan ekonomi yang lebih kuat terutama setelah musim dingin yang brutal.

“Ini adalah pergeseran ekspektasi untuk kenaikan data AS pada musim semi,” National Australia Bank (NAB) mengatakan.

“Ini adalah salah satu kondisi yang diperlukan tetapi tidak cukup untuk mendorong dolar AS reli. Lebih lanjut mengenai bahwa kapan Ketua Fed (Janet) Yellen berbicara malam ini tetapi lebih kemungkinan pada Rabu ketika dia berbicara di Economic Club of New York,” katanya menambahkan.

Yellen akan membuka sebuah konferensi di Fed Atlanta pada Selasa waktu setempat dengan para pemain pasar mencari petunjuk tentang perubahan batas waktu untuk pengurangan stimulus bank sentral.

Euro berada di bawah tekanan sejak Kepala Bank Sentral Eropa (ECB) Mario Draghi mengatakan pada akhir pekan bahwa para pembuat kebijakan mungkin perlu mengambil tindakan untuk membendung kenaikan mata uang.

Presiden AS Barack Obama dan Presiden Rusia Vladimir Putin bertentangan atas separatis pro-Rusia di Ukraina, dalam pembicaraan melalui telepon pada Senin.

Sebuah pernyataan Gedung Putih mengatakan pembicaraan datang atas permintaan Rusia dan bahwa Obama menuduh Moskow mendukung “separatis bersenjata pro-Rusia yang mengancam merusak dan menggoyahkan pemerintah Ukraina”.

Di Tokyo pada Selasa, Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe mengadakan pertemuan dengan Gubernur Bank Sentral Jepang (BoJ) Haruhiko Kuroda, memicu permainan menebak lainnya apakah dan kapan bank sentral akan memperluas pelonggaran moneternya.

BoJ mengecewakan pasar ketika mempertahankan programnya yang telah berlangsung selama setahun setelah pertemuan pekan lalu, meski ada kekhawatiran bahwa kenaikan pajak penjualan pada 1 April — pertama dalam 17 tahun — akan menghambat pemulihan.

Dalam pertemuan tersebut, Kuroda memperbarui janjinya untuk mengambil tindakan tambahan jika diperlukan, tetapi Abe tidak membuat permintaan langsung untuk langkah-langkah lebih lanjut, menurut Dow Jones Newswires.

“Tidak ada yang benar-benar dihasilkan dari pertemuan itu,” kata Kuroda kepada pers.

Pertemuan dan komentar tak banyak berpengaruh pada kurs valas.

Terhadap mata uang Asia-Pasifik, dolar naik menjadi 1,2537 dolar Singapura pada Selasa sore dari 1,2507 dolar Singapura pada Senin, menjadi 1.042,00 won Korea Selatan dari 1.038,75 won dan menjadi 30,21 dolar Taiwan dari 30,16 dolar Taiwan.

Greenback juga menguat menjadi 44,56 peso Filipina dari 44,37 peso, menjadi 11.437,50 rupiah Indonesia dari 11.425,00 rupiah, menjadi 32,30 baht Thailand dari 32,29 baht dan menjadi 60,31 rupee India dari 60,17 rupee.

Dolar Australia melemah menjadi 93,95 sen AS dari 93,98 sen, sementara yuan Tiongkok diambil 16,37 yen terhadap 16,32 yen.

(Ant) –