Jakarta, (Metrobali.com) –

Riset yang dilakukan Manulife Asset Management menyebutkan, angkatan kerja usia lanjut Indonesia yaitu 40 persen jika dibandingkan tujuh negara Asia dalam survei tersebut.

“Negara berkembang di Asia rata-rata sebesar 29,7 persen (hingga 39,8 persen) dan negara maju di Asia sebesar 15 persen,” kata Director of Business Development PT Manulife Aset Manajemen Indonesia Putut E. Andanawarih di Jakarta, Selasa.

Dia mengatakan, cakupan skema program pensiun wajib relatif rendah di antara negara berkembang seperti Tiongkok, Indonesia, Malaysia, dan Hong Kong yaitu 18,8 persen.

Menurut dia, kekayaan finansial per orang dewasa dari ketiga negara tersebut yang harus dibayar relatif rendah yaitu rata-rata 8.655 dolar AS.

Putut membandingkan dengan negara maju di Asia seperti Hong Kong, Jepang, Singapura, dan Taiwan yang partisipasi angkatan kerja usia lanjut relatif rendah yaitu 6,3 persen hingga 25,7 persen.

Sementara itu menurut dia, cakupan program pensiun wajib relatif tinggi rata-rata 61,5 persen.

“Kekayaan finansial per orang dewasa yang harus dibayar relatif tinggi rata-rata 134.766 dolar AS,” katanya.

Sementara itu delapan negara Asia (Indonesia, Malaysia, Tiongkok, Malaysia, Singapura, Jepang, Hong Kong, dan Taiwan) memanjangkan usia pensiun para pekerja disebabkan angkatan kerja muda semakin sedikit,” ujarnya.

Putut mengatakan ke delapan negara itu memanjangkan usia pekerja untuk menopang pertumbuhan ekonomi sehingga terpaksa melakukan hal tersebut.

Menurut dia, di saat yang sama pemerintah memberi kesempatan kekayaan finansial warganya itu.

“Namun apakah para pensiunan bekerja itu tenang? Karena mereka menghadapi 3K yaitu Kehidupan, Kesehatan, dan Kesempatan kerja,” ujarnya.

Dia menjelaskan, pensiunan yang bekerja di usia lanjut menandakan usianya semakin panjang sehingga membutuhkan biaya besar dalam pemenuhannya. Selain itu menurut dia, pensiunan menghadapi masalah kesehatan apabila dibandingkan dengan pekerja di usia muda.

“Lalu kesempatan kerja para pensiun belum tentu terbuka dibandingkan pekerja usia muda,” katanya.

President Director PT Manulife Aset Manajemen Indonesia Legowo Kusumonegoro mengatakan, riset tersebut merupakan kelanjutan seri ke empat dari riset terdahulu, yang saat ini menekankan pada partisipasi tenaga kerja usia lanjut namun masih bekerja.

Riset itu menurut dia mengaitkan dengan kebutuhan keuangan dan ekspektasi mereka dibandingkan realitas sebenarnya.

“Penelitian ini mengungkapkan bahwa niat orang bekerja setelah pensiun sangat kuat namun meleset dari keinginannya itu,” kata Legowo.

Dia menjelaskan, riset itu mengidentifikasi lima komponen utama dari keamanan pendapatan di masa pensiun, yaitu gaji dan upah, jaminan sosial dari pemerintah, manfaat pensiun, dukungan keluarga, dan kekayaan rumah tangga.

(Ant) –