oedesaan ubudDenpasar (Metrobali.com) –

wisatawan mancanegara secara berkelompok menyelusuri persawahan sambil menikmati panorama alam menyatu dengan pedesaan di Desa Kedewatan, menuju Payogan, hingga tembus perkampungan seniman Ubud, Kabupaten Gianyar, 35 Km timur laut Denpasar.

“Tren wisatawan mancanegara terutama asal Eropa, Australia, Jepang dan negara Asia lainnya tetap menginginkan bisa menikmati liburan dalam suasana sejuk dan alami,” kata seorang Pemandu wisata I Gusti Ngurah Parsua di areal persawahan di Payogan Kecamatan Ubud, Senin (25/7).

Wisatawan asing terutama berusia muda sangat menyukai suasana pedesaan. Mereka kebanyakan tinggal di villa merasakan seperti di rumahnya sendiri, di samping pelayanan dari pengelola benar-benar sangat pribadi sehingga mereka bisa leluasa bersama rekannya.

Sedikitnya ada lima kelompok turis asing yang melewati pematangan sawah di daerah perkampungan di Lungsiakan Ubud untuk bisa menikmati pemandangan alam yang masih alami dengan pemandangan petani membajak lahan sawahnya.

Disamping itu ada pula rombongan turis asing yang menelusuri jalan-jalan pedesaan dengan mengendarai sepeda gayung yang diantar pemandu wisata yang sudah profesional di bidangnya itu, Kami biasa mengantar turis di Pedesaan,” tutur Ngurah Parsua.

Melihat tren tersebut, tidak mengherankan belakangan ini muncul banyak pembangunan villa seperti di Kabupaten Badung, Tabanan dan Gianyar dalam merespon keinginan pasar tersebut yang banyak datang dari kawasan negara di Eropa, China, Jepang dan Australia.

“Kami memang menghadirkan suasana pedesaan di vila yang masih alami dan eksotik sehingga wisatawan akan merasa nyaman dan betah saat berlibur di sini,” ucap Wayan Sunarta, pemilik penginapan yang berada di tengah hamparan sawah itu.

Keindahan alam berupa pemandangan sawah bertingkat milik petani yang terhimpun dalam organisasi pengairan tradisional (subak) Bali masih menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan asing khususnya asal Belanda saat menikmati liburan di Pulau Dewata.

“Karunia Tuhan berupa keindahan alam yang masih alami di sejumlah kawasan pedesaan Bali menjadi daya tarik tersendiri bagi turis Belanda, baik yang berusia lanjut maupun usia muda,” kata Wayan Sunarta yang mengaku sering menerima tamu warga negara Belanda.

Anak-anak muda asal negeri kincir angin itu tetap ramai berlibur ke Bali, terutama pada musim libur pertengahan tahun, sedangkan wisatawan lanjut usia (lansia) biasanya datang melakukan perjalanan wisata sekitar bulan-bulan diakhir tahun.

“Turis Belanda masih ramai ke Bali bahkan sekarang lebih banyak dari tahun-tahun sebelumnya,” tutur Ngurah Parsua yang mengaku sering saat mengantar tamunya keliling Pulau Dewata, terpaksa menginap di daerah pegunungan.

Dinas Pariwisata Provinsi Bali mencatat wisatawan mancanegara yang berlibur di daerah ini selama lima bulan periode Januari-Mei 2016 tercatat 1,8 juta orang bertambah 19,70 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya hanya 1,5 juta orang.Sumber : Antara