Keterangan foto: Tokoh masyarakat Denpasar Ida Bagus Bima Putra bersama para delegasi pertemuan tahunan IMF-WB saat berkunjung ke Tukad Bindu, Desa Kesiman, Selasa (16/10/2018)/MB

Denpasar (Metrobali.com) –

Objek wisata air Tukad Bindu yang terletak di Banjar Ujung, Desa Kesiman Denpasar kini semakin populer bahkan dikenal ke mancanegara hingga oleh para pimpinan organisasi dunia. Hal ini setelah dikunjungi puluhan delegasi pertemuan tahunan IMF-WB Selasa (16/10/2018). Kunjungan ini yang kedua kalinya setelah pada Senin (8/10/2018) CEO Bank Dunia (World Bank) juga menyempatkan diri menikmati suasana di objek wisata yang berbasis masyarakat ini (community based tourism).

“Kunjungan ini menjadi momentum bagi Tukad Bindu semakin populer dan dikenal sebagai destinasi ekowisata yang memadukan aspek rekreasi wisata dan pelestarian lingkungan.  Bahkan ke depan di Tukad Bindu bisa dikembangkan juga ditambah dengan atraksi wisata, pentas kesenian dari generasi muda dan disana bisa ada pusat kuliner,” kata tokoh masyarakat Denpasar Ida Bagus Bima Putra, Selasa (16/10/2018) usai ikut bersama Walikota Denpasar mendampingi kunjungan para delegasi IMF-WB ke Tukad Bindu.

Diharapkan Tukad Bindu bisa menjadi salah satu tempat untuk sarana penyaluran kreativitas generasi muda. Misalnya menjadi tempat pentas kesenian seperti tempat konser musik hingga berbagai aktivitas edukasi dan pemberdayaan kepemudaan.

Buktinya saja dengan digelarnya lomba vlog tentang Tukad Bindu memberi ruang mengasah kreativitas generasi muda di Denpasar. Selain memang bisa menjadi ajang mempromosikan tempat wisata ini agar dikenal lebih luas.

“Jadi harus penambahan fasilitas. Misalnya lampu penerangannya bagus dilengkapi dengan sound system dan layar besar. Sehingga pada malam hari misalnya ada mini konser atau pentas kesenian dan bisa jadi tempat hiburan untuk anak-anak muda,” ujar pria yang juga caleg DPRD Bali dapil Denpsar nomor urut 1 dari Partai NasDem itu.

Selanjutnya juga perlu didukung dengan adanya destinasi kuliner yang bisa mengangkat kuliner lokal atapun kuliner hasil kreasi generasi muda. “Bisa juga Tukad Bindu dijadikan tempat bazar anak sekolahan atau mahasisawa. Jangan hanya bikin bazar di McD,” imbuh pria yang pernah mengabdi sebagai Ketua Forum Kades/Lurah Kota Denpasar periode 2011-2016 itu.

Mantan Kepala Desa Kesiman, Kecamatan Denpasar Timur itu mengharapkan keberhasilan penataan Tukad Bindu bisa menjadi contoh penataan sungai lainnya di seluruh Bali.

“Penataan Tukad Bindu kami harapankan jadi role model di seluruh Bali. Apalagi sekarang sudah ada semacam pengakuan dan penghargaan dunia internasional dengan adanya kunjungan CEO Bank Dunia dan ratusan delegasi IMF-WB ini,” katanya.

Di sisi lain ia juga mengapresiasi dukungan penuh Walikota Denpasar Ida Bagus Rai Dharmawijaya Mantra terhadap penataan Tukad Bindu ini bersama sejumlah sungai di Kota Denpasar yang kini sudah asri dan menjadi tempat rekreasi serta olahraga.

“Penataan sungai ini adalah contoh nyata penerapan Tri Hita Karana yang dilakukan dengan sangat baik oleh Pak Walikota. Ada keseimbangan antara manusia, alam dan sang pencipta,” kata pria yang juga pernah mengabdi sebagai Sekretaris Forum Kades/ Lurah Provinsi Bali periode 2011-2016 itu.

Masyarakat diajak terus menjaga keberadaan Tukad Bindu ini dan juga sungai lainnya di Denpasar. “Sungai kalau dijaga dan dirawat dengan baik akan jadi sahabat tempat kita berwisata. Tapi kalau tidak dijaga jadi musibah. Misalnya kita buang sampah ke sungai tentu akan memicu banjir,” tandasnya.

Seperti diberitakan para delegasi IMF-WB memberikan apresiasi terhadap destinasi wisata berbasis masyarakat ini saat mengunjungi Tukad Bindu, Selasa (16/10/2018) yang diterima oleh Walikota Denpasar IB Rai Dharmawijaya Mantra.

“Tempat ini sangat luar biasa, inovatif dan sangat memikirkan masa depan, saya berharap semua desa di Indonesia dan dunia mampu menginspirasi seperti yang dilakukan di Tukad Bindu yang sukses bentuk Community Based,” ungkap Knowledge Sharing and Learning Global Practice for Social, Urban, Rural and Resilience, Steffen Soulejman Janus.

Pewarta : Widana Daud
Editor : Whraspati Radha