gempa
Karangasem (Metrobali.com)-
Gempa tremor non-harmonic kembali mengguncang Gunung Agung. Laporan pengamatan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) periode00.00 WITA hingga pukul 12..00 WITA hari ini, Kamis 19 Oktober 2017 sebagaimana disusun oleh Anwar Sidiq merekm aktivitas gempa tremor non-harmonic muncul satu kali dengan durasi 143 detik.
Dalam 12 jam terakhir, gempa vulkanik dangkal mencapai 116 kali, vulkanik dalam 421 kali, tektonik lokal 86 kali, gempa terasa 1. Secara keseluruhan, dalam 12 jam terakhir Gunung Agung diguncang sebanyak 624 gempa dan 1 kali tremor non-harmonic.
Di sisi lain, Kepala Sub Bidang Mitigasi Gunung Api Wilayah Timur PVMBG, Devy Kamil Syahbana mengaku ‎institusinya tak bisa memprediksi kapan gunung setinggi 3.142 mdpl itu akan meletus.
‎”Karena untuk gunung api yang jarang meletus memang sukar sekali untuk memastikan letusannya. Sebetulnya tidak ada juga yang bisa memastikan,” kata Devy, Kamis 19 Oktober 2017. Devy melanjutkan, meski tak ada yang bisa memastikan kapan gunung api akan meletus, namun pola kebiasaannya bisa dipelajari.
“Kalau sudah dipelajari pola-polanya seperti gunung-gunung yang sering meletus semisal Gunung Merapi, GunungKelud, karena kita tahu polanya, maka mitigasi kita sudah jauh lebih baik untuk gunung itu,” tuturnya.
Hanya saja, pria penyandang gelar Doktoral dari Brussel, Belgia itu melanjutkan, untuk gunung api yang jarang meletus akan lebih sulit mempolakannya.‎ “Untuk gunung yang jarang meletus nah ini yang lebih sulit, karena kita tidak tahu kebiasaannya,” tutur dia. JAK-MB