Foto: Anggota Komisi VI DPR RI Dapil Bali Gde Sumarjaya Linggih yang akrab disapa Demer.

Denpasar (Metrobali.com)-

Anggota Komisi VI DPR RI Dapil Bali Gde Sumarjaya Linggih yang akrab disapa Demer memberikan catatan kritis mengenai capaian dan evaluasi kepemimpinan Gubernur Bali Wayan Koster di periode pertama yang akan berakhir 5 September 2023 ini. Salah satunya Demer mengungkapkan pandangannya terkait dengan pariwisata Bali khususnya juga yang berkaitan dengan keamanan dan kenyamanan wisatawan selama berlibur di Bali.

Menurut Demer ada dua hal yang harus diperhatikan dari konsep pariwisata di Bali, yakni soal keamanan dan kenyamanan para wisatawan yang berkunjung ke Pulau Dewata. Terkait dengan keamanan di Bali, Demer mengatakan sudah ada perbaikan. Namun Demer berharap akan dibangkitkannya kembali satuan Polisi Pariwisata untuk mempermudah para wisatawan mencari informasi ataupun mengadu.

“Begitu melihat ada polisi pariwisata mereka mengadu lebih mudah karena mereka yang biasanya polisi pariwisata itu bisa berbahasa Inggris, terus kemudian lebih tanggap terhadap wisatawan,” kata Demer belum lama ini.

Sementara terkait dengan kenyamanan, Anggota Fraksi Golkar DPR RI Dapil Bali itu menilai hal tersebut juga sangat penting untuk diperhatikan. Menurut Demer jika wisatawan merasa tidak nyaman saat berkunjung ke Bali, mereka bisa hijrah ke daerah-daerah atau bahkan ke negara lain, mengingat Bali memiliki banyak kompetitor.

“Karena kalau tidak nyaman mereka akan pindah. Kita punya saingan banyak, kita punya saingan Thailand, kita punya saingan Vietnam, kita punya saingan Kamboja, kita punya saingan Filipina,” ungkapnya.

Demer menambahkan bahwa kenyamanan tersebut utamanya berkaitan dengan infrastruktur. Oleh karena itu Demer menyambut baik rencana pembangunan LRT di Bali yang dinilai bisa mengurai kemacetan. Bagaimanapun juga kemacetan tersebut juga berkaitan dengan kenyamanan wisatawan.

“Jadi kenyamanan ini penting, yaitu terutamanya tentang infrastruktur. Saya dengar sudah mulai ada LRT. Ini menarik, kalau LRT ini segera dibangun tentu akan mengurai daripada kemacetan, yang tentu akan kalau tidak macet lagi maka akan lebih nyaman di Bali ini mereka. Oleh karena itu, nayaman itu penting juga terutama di infrastruktur,” ungkap wakil rakyat berlatar belakang pengusaha sukses dan mantan Ketua Umum Kadin Bali itu.

Selain infrastruktur, Demer menilai masalah sampah juga berkaitan dengan kenyamanan wisatawan saat berada di Bali. Menurutnya Persoalan sampah ini seharusnya bisa diselesaikan dengan memanfaatkan teknologi. Dan hal tersebut sebenarnya sudah diperhatikan sebelumnya saat Muhamad Jusuf Kalla menyumbang dua alat untuk membersihkan Pantai Kuta yang menjadi ikon Pulau Dewata.

“Saya lihat banyak sekali berita tentang sampah di pantai. Ini sebenarnya tinggal mempergunakan teknologi. Alat sudah ada untuk membersihkan sampah. Jusuf Kalla pernah nyumbang di Pantai Kuta, kalau tidak salah dua alat. Saya waktu itu mewakili, dua alat untuk membersihkan pantai karena beliau prihatin waktu itu tentang adanya sampah di daerah Kuta, yang mana kalau boleh di bilang Kuta itu adalah tempat muka nya Bali. Kalau mukanya jerawat kan kurang menarik,” bebernya.

Wakil rakyat yang sudah empat periode mengabdi di DPR RI memperjuangkan kepentingan Bali ini juga mengusulkan agar disediakannya toilet-toilet umum yang berkelas dan tentunya harus bersih. Terlebih lagi hal-hal yang berkaitan dengan sanitasi menjadi cerminan negara di mata dunia. “Cerminan tentang pariwisata kita juga. Ini pariwisata kita ini high class tidak? Jangan ngomong pariwisata kita jual mahal, tapi hal-hal kecil sebenarnya itu, tidak perlu pemikiran yang banyak, seperti toilet itu harus banyak ada di tempat-tempat umum dan bersih. Kalau kena charge pun tidak masalah, tapi bersih. Bersih, nyaman, mungkin dibikin dua atau tiga di suatu tempat. Ada yang memang gratisan, ada yang menengah, ada yang eksklusif. Eksklusif tentunya wangi, terus ada tisunya, dan sebagainya. Mereka berani bayar mahal. Bagi yang kurang, masuk ke menengah, bagi yang tidak punya uang, masuk yang gratis,” paparnya.

“Ini menarik. Dan itu boleh dikelola oleh banjar adat atau pemuda yang mengelola sehingga ada pilihan-pilihan bagi wisatawan untuk mendapatkan kenyamanan di Bali,” katanya lebih lanjut.

Demer berharap PJ Gubernur Bali nantinya menyusun konsep pembangunan Bali kedepan, tidak hanya bicara 100 tahun kedepan, namun juga memikirkan nasib Bali 5 tahun kedepan. “Kita harus bicarakan bagaimana Bali 5 tahun kedepan. Nyaman, aman kah? Kemudian bagaimana tentang penduduknya? Ada manfaat tidak untuk penduduk nya? Ada manfaat tidak untuk pengembangan desa adat nya? Ini penting menjadi bagiannya, karena kalau saya lihat sekarang ini, kalau pertumbuhan yang timpang ini, terus terang tidak bermanfaat bagi warga Bali,” pungkas politisi Golkar asal Desa Tajun, Kecamatan Kubutambahan, Kabupaten Buleleng ini. (wid)