waka Polda di TKP 11

Klungkung ( Metrobali.com )-

Tim Kusus korban mutilisi yang tediri dari Polres Klungkung, Bangli dan Karangasem serta di back-up Polda Bali hingga kini anggota masih bekerja di lapangan. Sejak Tim Kusus korban Mutilasi dibentuk Waka Polda Bali Brigjen Pol I Gusti Ngurah Raharja Subyakta pada Sabtu ( 21/6 ) masih fokus menemukan identitas korban. Perkembangan baru belum ada. Di TKP tetap dipantau hanya tidak terlalu fokus.

Sementara itu Kasat Reskrim Polres Klungkung AKP Nyoman Wirajaya mengakui kalau anak buahnya masih bekerja keras untuk mengungkap kasus ini. Dirinya mengaku masih fokus untuk mengungkap identitas korban terlebih dulu. Untuk itu polisi sedang mengumpulkan alat bukti untuk mengetahui identitas korban.

Selain analisa Forensik juga dari petunjuk di TKP sekalipun itu masih minim. “ Semua alat bukti sedang kita kumpulkan termasuk data data lainya,” ujar Wirajaya ketika ditemui di ruang kerjanya. Sementara untuk sidik jari diakui Wirajaya tidak ada sama sekali. Tas kresek dan kampil yang dipergunakan untuk membungkus potongan jasad korban Polisi tidak menemukan sidik jari pelaku.

Ditanya untuk laporan orang hilang yang masuk. Wirajaya mengatakan tim menerima tiga kasus laporan orang hilang, semuanya gugur karena mereka yang dilaporkan hilang tersebut sekarang sudah di temukan. Diantaranya ada yang sudah diketahui bekerja di Denpasar sebagai pembantu. Bahkan untuk yang kehilangan istri di Bangli juga sudah ditemukan. “ Itu yang di Bangli istrinya sudah kembali ke sang suami,” pungkasnya. Dengan demikian Polisi masih harus mengumpulkan data data baru terkait dengan kasus ini.

Untuk diketahui sejak penemuan jasad korban yang diduga korban Mutilasi Selasa (16/6) lalu di Dusun Gembalan, Selat, Klungkung dan Pesaban, Rendang, Karangasem polisi terus bekerja keras untuk mengungkap kasus ini. Lokasi pertama di Gembalan berupa potongan kepala dan bokong, sementara di Dusun Pesaban dua lokasi sekitar 400 meter dari potongan di Dusun Gembalan. Ditemukan berupa potongan bagian dada,  tulang kaki dan tangan.

Waka Polda Bali I Gusti Ngurah Rahardja Subyakta yang membentuk tim penanganan kasus ini sempat mengemukakan kalau ini kasus luar biasa yang baru pertama kali terjadi di Bali. Untuk itu polisi kerja keras dan berusaha mengungkapnya. SUS-MB