kondsi SMAPGRI lantaran tak terawat

Jembrana (Metrobali.com)-

Guna mensukseskan wajib belajar 12 tahun, Pemkab Jembrana dua tahun belakangan gencar membangun sekolah kejuruan (SMK), seperti SMK Kesehatan di Melaya dan SMK Pariwisata di Pekutatan. Namun pembangunan tersebut ternyata membawa dampak pada sejumlah sekolah swasta. Seperti dialami SMA PGRI Pekutatan.

Informasi yang dihimpin Minggu (25/1), SMA PGRI di Desa Pangyangan Pekutatan ini kini harus gulung tikar alias bangkrut lantaran tidak mendapat siswa baru. Sekolah yang baru menerima bantuan gedung lab ini kini nampak ditumbuhi semak belukar lantaran tak terawat. Sedanghkan siswa yang tersisa sudah dipindahkan ke sekolah lain.

Camat Pekutatan Ketut Eko Susilo dikonfirmasi Minggu (25/1), membenarkan jika SMA PGRI Pekutatan ini sudah tidak beroprasi. “Pastinya tidak tahu, tapi disana sudah tidak ada aktifitas” ujarnya.

Mantan Kepala SMA PGRI Pekutatan, Ni Nengah Sukeni dikonfirmasi lewat telephon mengatakan ditutupnya SMA PGRI dikarenakan tahun ajaran 2013-2014 tidak mendapat siswa. “Tahun ajaran kemarin tidak ada satupun siswa yang mendaftar, jadi ditutup” terangnya, Minggu (25/1).

Menurutnya, 7 siswa kelas XI dan 12 siswa kelas XII sudah dipindahkan ke sekolah lain yang ada di Kecamatan Pekutatan dan di Kecamatan Mendoyo, atas permintaan siswa dan orang tua siswa, lantaran merasa tidak kerasan.

Ia menduga permasalah tersebut berkaitan dengan berdirinya SMKN 5 Pariwisata, penambahan ruang di SMAN 1 Pekutatan dan minimnya kelulusan SMP di Kecamatan Pekutatan.

Dicontohkan, kelulusan SMP di Pekuatatan tahun ajaran 2013-2014 hanya kisaran 250 sampai 300 orang siswa, sementara SMAN 1 dan SMKN 5 Pariwisata membutuhkan lebih dari itu. “Terus kami dapat apa” tandasnya. MT-MB