ruhut sitompul

Jakarta (Metrobali.com)-

Politikus Partai Demokrat Ruhut Sitompul mengaku khawatir dengan terpilihnya Setya Novanto sebagai Ketua DPR periode 2014-2019 usungan Koalisi Merah Putih karena nama Setya disebut-sebut kerap berurusan dengan sejumlah kasus dugaan korupsi yang ditangani lembaga penegak hukum.

“Terpilihnya Setya Novanto sebagai Ketua DPR memang banyak penolakan, termasuk dari KPK. Kaitan dengan kasus Setya Novanto, saya awalnya khawatir dengan pengangkatan Setya sebagai ketua DPR,” kata Ruhut saat ditemui di Gedung Nusantara I MPR/DPR di Jakarta, Jumat (3/10).

Namun, ia juga mengatakan bahwa KPK dalam melaksanakan proses hukum tentu harus mencari dua alat bukti sebelum menentukan seseorang terlibat atau tidak dalam suatu kasus korupsi.

“KPK harus mencari dua alat bukti dulu dan itu sangat susah. Kita harus acungin jempol KPK apabila sudah dapat dua alat bukti. Tersangka bisa menjadi terdakwa dan pasti jadi terpidana,” ujar dia.

Ruhut berharap status hukum Setya Novanto tetap bersih dan tidak terlibat kasus korupsi apapun agar tidak mencoreng citra DPR, mengingat posisi Setya yang sekarang menjabat sebagai ketua DPR.

“Saya merasa karena dia (Setya) sudah menjadi Ketua DPR, kita berdoa saja tidak ada dua alat bukti itu. Kalau ada, ngga kebayang pandangan masyarakat terhadap lembaga perwakilan rakyat ini kalau ketuanya ternyata ada permasalahan hukum,” kata dia.

Selanjutnya, Politikus Partai Demokrat itu mengatakan, partainya memang ikut mendukung terpilihnya Setya Novanto sebagai pimpinan DPR, yang diusung oleh Koalisi Merah Putih.

Akan tetapi, Ruhut menekankan bahwa Partai Demokrat bukanlah bagian dari Koalisi Merah Putih. Menurut dia, Demokrat merupakan partai yang bersifat netral dan berfungsi sebagai penyeimbang di parlemen.

Sebagai anggota DPR, kata Ruhut, ia akan selalu mendukung KPK dalam menindak para koruptor.

“Saya pribadi selalu mendukung gerakan KPK baik etis atau tidak. Rakyat miskin karena ulah koruptor. Kalau perlu, tidak pakai etis, koruptor langsung tembak mati saja. Jadi, saya dukung Abraham Samad dan teman-teman komisioner KPK,” ucapnya.

Sebelumnya, Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi Abraham Samad menyampaikan kekecewaan atas terpilihnya Setya Novanto sebagai Ketua DPR periode 2014-2019.

Hal itu karena Setya dinilai sebagai sosok yang seringkali tersangkut dengan kasus dugaan korupsi, walaupun belum pernah ditetapkan sebagai tersangka.

“Sebenarnya KPK menginginkan Ketua DPR yang terpilih itu orang yang bersih dan tidak punya keterkaitan dengan kasus-kasus hukum, jadi KPK juga kecewa degan terpilihnya ketua DPR baru,” kata Abraham Samad.

Seperti diberitakan sebelumnya, partai-partai Koalisi Merah Putih secara kompak mengusung politisi Partai Golkar Setya Novanto untuk menjabat Ketua DPR RI Periode 2014-2019.

Dalam sidang paripurna yang berlangsung Kamis dini hari, sejumlah partai antara lain Gokar, Gerindra, Demokrat, PAN, PKS, PPP satu suara.

Seluruh partai itu mengusung Setya Novanto sebagai Ketua DPR, dengan empat Wakil Ketua DPR, yakni politisi Gerindra Fadli Zon, politisi Demokrat Agus Hermanto, politisi PAN Taufik Kurniawan, dan politisi PKS Fahri Hamzah.

Sementara itu, PDIP, PKB, Hanura, dan Nasdem “walk out” dari dalam sidang paripurna karena merasa pimpinan sidang, yakni politisi Golkar Popong Otje Djunjunan tidak demokratis, karena tidak mempersilakan anggota untuk berbicara.

Dengan “walkout” yang dilakukan empat parti tersebut, otomatis hanya ada satu paket usulan pimpinan DPR. Selanjutnya, Pimpinan DPR sementara Popong mengesahkan paket pimpinan DPR tersebut tanpa kehadiran PDIP, PKB, Hanura, dan Nasdem. AN-MB