Di Kubu,  170 Kader Posyandu Dimotivasi Maju

BACA PROGRAM SMS

Kader Posyandu antusias membaca Program Unggulan Sudirta-Sumiati

Karangasem (Metrobali.com)-

Sementara di Desa Besakih, Kec. Rendang, sejumlah petani bunga di Banjar Palak mendapat pujian Cabup Karangasem, Wayan Sudirta, karena produksi bunga dari Besakih itu dipasarkan ke hotel di daerah pariwisata,  dalam simakrama Sabtu (3/10) lalu, dalam simakrama di Kec. Kubu, Senin (5/10) pada putaran kedua dengan Kader Posyandu, Sudirta memotivasi 170 kader yang mayoritas ibu-ibu untuk menjadi lebih baik dari sebelumnya, baik dari kesejahteraan para kader maupun kualitas kesehatan masyarakat atas pengabdian para Kader Posyandu.

Pertama, untuk para Kader Posyandu, Sudirta meyakinkan mereka, pasangan SMS telah mencanangkan peningkatan insentif, yang selama ini hanya Rp 25 ribu dipotong pajak, ditingkatkan ke angka Rp 150 ribu per bulan. Hal itu berlaku bagi 3000 lebih Kader Posyandu se-Karangasem. Wayan Suara Arsana, Kepala Humas Tim Pemenangan SMS juga meyakinkan, SMS juga mencanangkan program SPP gratis sampai SLTA/SMK, kursus keterampilan gratis untuk pemuda pemudi yang tidak bisa melanjutkan ke sekolah yang lebih tinggi (kursus bahasa Inggris, bahasa Mandarin, mengemudi, komputer), serta pemberdayaan perempuan dengan 78 Koperasi Perempuan di tingkat desa dengan bantuan Rp 25 juta per tahun, 621 Koperasi Dusun dengan bantuan Rp 25 juta per tahun, memperbaiki pasar tradisional di kecamatan, optimalisasi fungsi pasar hewan yang sudah ada, pemberian bantuan untuk pedagang kecil, dan lain-lain.

Mereka menerima Sudirta sebagai putra Karangasem yanng sangat peduli, dan tidak membeda-bedakan warga masyarakat dari semua kecamatan di Karangasem. Seperti diungkap Ketua Forum Kader Posyandu Kec. Kubu Ayu Ningsih dan Sekretarisnya Ni Made Tini, masyarakat Kubu sangat mendambakan pemimpin yang peduli dan sungguh-sungguh mengurus rakyat.

‘’Kami mengamati, figur yang cocok itu memang Pak Wayan Sudirta dan Bu Sumiati. Mereka membawa program yang jelas, hitung-hitungannya jelas, dan bagi warga awam di Kubu, sangat mudah memahaminya,’’ katanya.

Imbuh pengurus Forum Kader Posyandu tersebut, masyarakat di Kec. Kubu, menilai tepat pencanangan bantuan 1000 cubang per tahun, 500 rehab rumah per tahun, membantu penderita cacat permanen dan sakit permanen, dimana akan dikembangkan Puskesmas Rawat Inap dengan tambahan 2 ambulans siaga, dokter spesialis serta kamar dan alat kesehatan yang terkait.

‘’Kami harapkan lebih banyak cubang dan rehab rumah untuk warga Kec. Kubu, karena disini air benar-benar masalah pada musim kemarau. Warga miskin dengan rumah yang sangat memerihatinan keadaannya, juga sangat banyak,’’ katanya.

SMS memastikan, APBD Karangasem yang minimal Rp 1,3 triliun per tahun, akan dialokasikan untuk program kerakyatan, sekitar Rp 100 miliar, dan sudah dihitung dengan cermat bersama kader-kader PDIP yang duduk di DPRD Karangasem.

‘’Angka-angka yang dilontarkan SMS untuk program kerakyatan ini bukanlah karangan ataupun angan-angan. PDIP punya wakil di DPRD Karangasem, mereka mengerti struktur APBD Karangasem. Kami yakin, dengan program yang bagus dan efektif, kesejahteraan masyarakat Karangasem perlahan akan membaik,’’ imbuh Suara.

Sementara saat berdialog dengan warga di Banjar Palak Desa Besakih yang mayoritas bertani bunga, Sudirta memuji-memuji keuletan para petani serta bimbingan Pak Gusti, yang menjadi penghubung petani dengan pihak luar, baik untuk meningkatkan keterampilan para petani maupun untuk melindungi petani dari permainan tengkulak, agar harga produksinya tidak naik turun.

Karenanya, dengan bertani pun, para petani di Besakih tersebut bisa hidup makmur, bahkan bisa menyekolahkan anak-anaknya sampai universitas dan bergelar sarjana.

‘’Ke depan, kita kembangkan pertanian, kita perkuat petani, petani bukanlah profesi kelas bawah lagi, petani tidak selalu miskin. Asalkan ulet, termotivasi untuk maju, pasti bisa maju dan makmur!’’ kata Sudirta, saat membaur di lapangan rumput dengan para petani yang memperebutkan stiker dan brosur SMS. Sudirta juga meyakinkan petani, bahwa ayahnya pun hanyalah seorang petani yang menyekolahkan 24 anak dari 3 istri. Sebagian besar dari 24 anak-anak tersebut bisa disekolahkan ke universitas, karena kerja keras sang ayah. RED-MB