Foto: Ketua DPW Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Provinsi Bali Nengah Yasa Adi Susanto yang akrab disapa Bro Adi yang juga caleg DPRD Bali dari Daerah Pemilihan (Dapil) Denpasar.

Denpasar (Metrobali.com)-

Pemerintah Provinsi Bali bersama DPRD Bali sedang membahas tiga Rancangan Peraturan Daerah (Ranperda) yang merupakan turunan Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2023 tentang Provinsi Bali.  Adapun tiga Ranperda tersebut yakni Ranperda tentang Pungutan Bagi Wisatawan Asing Untuk Perlindungan Kebudayaan dan Lingkungan Alam Bali, Ranperda tentang Kontribusi Perlindungan Kebudayaan dan Lingkungan Alam Bali dari Sumber Lain Yang Sah dan Tidak Mengikat dan Ranperda tentang Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan Perusahaan.

Ketua DPW Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Provinsi Bali Nengah Yasa Adi Susanto yang akrab disapa Bro Adi menegaskan PSI mendukung penuh ketiga Ranperda tersebut. Bro Adi mengatakan ketiga Ranperda ini menjadi target legislasinya Gubernur Bali Wayan Koster bersama DPRD Bali. Dan PSI Bali mengapresiasi langkah-langkah tersebut.

“Mungkin itu menjadi target legislasinya Pak Gubernur bersama DPRD Bali. Kita harus apresiasi. Sebelum Pak Gubernur lengser itu ingin menunaikan apa menuntaskan tugas-tugas yang seharusnya dikerjakan,” kata Bro Adi belum lama ini.

Sementara terkait Ranperda tentang Pungutan Bagi Wisatawan Asing Untuk Pelindungan Kebudayaan dan Lingkungan Alam Bali dimana Gubernur Bali merencanakan pungutan tersebut sebesar Rp. 150 ribu kepada satu orang wisatawan asing, Bro Adi mengatakan pungutan itu nantinya akan meningkatkan pendapatan Bali.

Politisi PSI asal Desa Bugbug Karangasem itu juga mendorong agar rencana pungutan Rp. 150 ribu kepada wisatawan dibarengi dengan peningkatan fasilitas di tempat-tempat wisata seperti toilet, sehingga citra pariwisata Bali ke depan lebih baik lagi di mata masyarakat internasional.

“Wisatawan itu datang ke tempat tertentu, dia sudah membayar, istilahnya pintu masuknya sudah bayar, tetapi tidak mendapatkan pelayanan yang bagus di sana. Contoh misalnya toilet nya jorok dan kotor, tidak ada tisu, tidak ada sabun,” kata politisi PSI yang maju nyaleg ke DPRD Bali dari Daerah Pemilihan (Dapil) Denpasar ini.

“Nah yang ini nanti kan bisa dimanfaatkan sehingga image atau citra pariwisata kita yang mulai sedikit terpuruk gara-gara macet dan lain sebagainya, bisa kita tingkatkan lagi,” sambung Bro Adi yang juga praktisi pariwisata dan pelaku penempatan tenaga kerja ke luar negeri ini.

Bro Adi mengatakan lebih lanjut pariwisata budaya yang coba dikemas oleh Gubernur Bali Wayan Koster harus kita didukung, karena tanpa budaya dan tradisi, Bali itu tidak ada apa-apanya. Menurut Bro Adi, Bali memiliki keunikan tersendiri yang disebut dengan Taksu. Inilah yang membuat para wisatawan lebih cenderung datang ke Bali daripada ke daerah-daerah lainnya.

“Ditempat lain banyak kok, daerah-daerah yang lebih bagus. Tidak usah jauh-jauh, Lombok aja pantai-pantainya banyak, tetapi kenapa wisatawan lebih cenderung ke Bali, karena Bali itu Metaksu. Adat dan budaya kita itu benar-benar tidak bisa dicontoh ditempat lain, sehingga itu yang membuat wisatawan asing itu, baik domestik maupun mancanegara datang ke Bali,” papar tokoh Bali yang juga populer dikenal dengan nama Jro Ong itu.

Karena itu PSI Bali berharap agar dana-dana yang akan terkumpul tersebut bisa dimaksimalkan penggunaannya untuk menunjang fasilitas kepariwisataan yang ada di Bali. (wid)