Konferensi Tingkat Tinggi Kerja Sama Ekonomi Negara-negara Asia Pasifik (KTT APEC) ke-21 siap digelar pada 1-8 Oktober 2013 di Nusa Dua, Kabupaten Badung, Bali.

Tidak kurang dari 20 kepala negara dan pemerintahan dijadwalkan bakal hadir untuk acara tersebut, sehingga meniscayakan keharusan jaminan keamanan bagi pimpinan negara dan delegasi yang hadir.

Sejauh ini, peran utama dalam pengamanan kegiatan itu ditugaskan kepada Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan Kepolisian Republik Indonesia (Polri).

Lantas, bagaimana dua lembaga tersebut berkolaborasi dalam menjaga pelaksanaan APEC?.

Karena terkait dengan keamanan nasional dan pengamanan keselamatan sejumlah pimpinan negara dalam ajang itu, penanggung jawab utama pengamanan KTT-APEC 2013 diamanahkan kepada TNI.

Kepala Polri Jenderal Timur Pradopo pun menguatkan bahwa pemegang komando dan penanggung jawab keamanan KTT-APEC adalah Panglima TNI Jenderal Moeldoko.

Posisi Polri, kata dia, tetap melakukan pengawasan lebih banyak di lingkar luar para pemimpin negara itu.

Dalam bahasa lebih teknis, Kepala Divisi Profesi dan Pengamanan Polri Irjen Syafruddin, seperti dilansir Metrotvnews.com (27/9), menyebut posisi pihaknya adalah pengamanan di “ring dua”.

“Polri ada di ‘ring dua’ pengamanan APEC. Yang ‘ring satu’ tetap TNI. Ini karena TNI diperuntukkan bagi (pergelaran) yang membutuhkan tingkat pengamanannya tinggi,” tambah Syafruddin.

Pengamanan berlapis Kombinasi kolaboratif antara TNI dan Polri dalam pengamanan KTT-APEC itu oleh Panglima TNI Jenderal Moeldoko disebut dengan Komando Gabungan Pengamanan (Kogabpam).

Dalam komposisi struktur Kogabkam itu, Panglima TNI memercayakan tugas Panglima Kogabkam kepada Letnan Jenderal TNI Lodewijk Freidrich Paulus –mantan Danjen Kopassus ke-24 menjabat sejak 4 Desember 2009–dan saat ini adalah Komandan Komando Diklat (Dandiklat) TNI-AD.

Sedangkan Komisaris Jenderal Polisi Badrodin Haiti –Kepala Badan Pemeliharaan Keamanan (Kabaharman) Polri–mendampingi menjadi Lodewijk Freidrich Paulus–sebagai Wakil Panglima Komando Gabungan Pengamanan (Wapang Kogabpam).

Pada lapis di bawahnya, untuk tingkat wilayah, yakni pengamanan di Provinsi Bali, tugas diemban bersama Pangdam IX/Udayana Mayjen TNI Wisnu Bawa Tenaya dan Kapolda Bali Brigjen Pol Albertus Julis Benny Mokalu.

Menurut Kapolda Bali Benny Mokalu, pihaknya telah menggelar operasi prakondisi sebagai upaya pencegahan atas kejadian yang tidak diinginkan menjelang KTT-APEC.

“Kami sudah melakukan operasi prakondisi, yaitu pencegahan di mana kami melakukan tindakan pencegahan khusus jajaran Polda Bali,” katanya di Jakarta, Jumat (27/9).

Sebagai upaya preventif, telah dilakukan razia di seluruh jajaran Polda Bali, termasuk Polres dan Polsek guna mencegah tindak pidana.

Selain itu, Polda Bali juga menempatkan personel di titik rawan yang menjadi prioritas utama seperti pelabuhan penyeberangan, pelabuhan kapal ikan dan perbatasan wilayah.

Kapolri dalam kesempatan yang sama juga menjelaskan soal pengamanan APEC.

“Alhamdulillah sampai dengan persiapan pengamanan bisa dilaksanakan dengan baik, kondusif untuk wilayah Bali sehingga diharapkan untuk pelaksanaan APEC ini berjalan dengan aman,” katanya.

Kapolri menambahkan sebanyak 4.924 personel dikerahkan untuk mengamankan KTT APEC, yang terdiri atas Satgas Polda Bali dan Satgas Cadangan Mabes Polri, yakni Satgas Inteltek, Satgas Brimob, Satgas Lantas, Satgas Satwa, Satgas Pamobvit, Satgas Poludara, Satgas Polair, Satgas Jibom dan Satgas Densus 88 serta Unit Escape.

Selain mengerahkan kekuatan penuh, Polri juga menggelar operasi kepolisian kewilayahan yang disebut dengan Sandi Operasi Puri Agung 2013 yang dilaksanakan mulai 27 September hingga 10 Oktober.

Harus dijamin Panglima TNI Jenderal Moeldoko ketika memimpin apel kesiapan Kogabpam KTT APEC di Lapangan Puputan Niti Mandala Renon, Denpasar, Kamis (26/9) menegaskan Kogabpam harus dapat menjamin rasa aman dan nyaman bagi seluruh kepala negara dan kepala pemerintahan, berikut delegasinya selama berada di Indonesia, termasuk Presiden RI beserta Ibu Negara.

“Tugas ini harus dipegang teguh dan dilaksanakan kapan pun, di manapun dan dalam kondisi apapun, karena tugas ini sangat fundamental, yang langsung turut menentukan citra dan kehormatan bangsa dan negara Indonesia,” katanya didampingi oleh Kasal Laksamana TNI Marsetio, Kasau Marsekal TNI Ida Bagus Putu Dunia, Kapolri Jenderal Pol Timur Pradopo, Pangkogabpam dan para Asisten Panglima TNI, serta para pejabat teras Kodam IX/Udayana.

Panglima TNI juga memerintahkan agar pelaksanaan pengamanan secara proporsional dan profesional pada tingkat pengamanan tertinggi, dalam arti bisa menampilkan yang terbaik, pengamanan yang prima dan nyaman, serta menindak tegas segala yang mengancam keamanan dan keselamatan jiwa para tamu peserta KTT APEC.

“Selalu waspada dan jangan lengah karena kemungkinan ancaman selalu ada, selain itu postur TNI/Polri akan selalu dilihat sejauh mana peran TNI dan Polri mampu menjaga stabilitas keamanan dan kenyamanan dalam event yang berskala internasional ini,” katanya.

Moeldoko memeriksa dan mengecek secara langsung kesiapan personel dan materiil yang akan digunakan mengamankan pelaksanaan APEC tahun 2013, mulai dari alat deteksi, komunikasi dan elektronika, persenjataan, serta perlengkapan khusus termasuk kendaraan bermotor dan lapis baja yang dimiliki oleh TNI dan Polri.

Sekurangnya 11 ribu personel gabungan TNI dan Polri yang bertugas mengamankan pelaksanaan KTT-APEC telah dikerahkan, di luar Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres) yang bertanggung jawab penuh atas keselamatan hidup Very-Very Important Person (VVIP).

Dengan semua perencanaan dan persiapan yang telah disiapkan tersebut, agaknya menjadi bukti sekaligus tantangan Indonesia bisa memberikan rasa aman dan nyaman semua delegasi dalam KTT-APEC tersebut. *Andi Jauhari/Antara