WhatsApp Image 2017-10-16 at 16.36.39

PMI menyediakan transportasi antar jemput bagi anak-anak pengungsi untuk dapat kembali bersekolah.

Karangasem (Metrobali.com)-

Aktifitas vulkanik Gunung Agung beberapa waktu terakhir mengalami peningkatan mulai dari dari Level I (normal), Level II (waspada) pada tanggal 14 September 2017, level III (siaga) pada tanggal 18 September 2017 serta level IV (awas) sebagai level tertinggi pada tanggal 22 September 2017 yang telah ditetapkan oleh Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG). Sedangkan Palang Merah Indonesia (PMI) sendiri sudah mulai aktif berkegiatan di Posko Utama Tanah Ampo sejak tanggal 19 September 2017 paska penetapan status waspada menjadi Siaga oleh PVMBG.

Sampai saat ini (19/10), tidak terasa 1 (satu) bulan sudah PMI melaksanakan operasi Siaga Darurat Gunung Agung. Dalam kaitan ini berbagai upayatelah dilakukan PMI Bali dan juga instansi lainnya dalam memfasilitasi kebutuhan masyarakat terdampak yang tersebar di berbagai titik pengungsian Kabupaten/Kotase-Bali. Beberapa kegiatan yang dilakukan PMI antara lain Evakuasi masyarakat di Kawasan Rawan Bencana (KRB), dukungan pelaksanaan kegiatan dapur umum (DU), pendataan pengungsi dan lokasi pengungsian, penyediaan air bersih, pembangunan sarana MCK bagi masyarakat terdampak sampai dengan pelayanan dan promosi kesehatan serta dukungan psikososial bagi anak-anak terdampak.

Selain itu, PMI juga bersinergis bersama masyarakat dimana PMI mendengar suara dan keluhan terkait kebutuhan masyarakat pada titik-titik pengungsian serta menjembantani kepada pihak-pihak yang dapat memberikan bantuan sesuai kebutuhan tersebut. Hal ini seperti yang terjadi di 3 (tiga) titik pengungsian Desa Pesaban, dimana sekitar 65 (enam puluh lima) anak-anak pengungsi tingkat SMP terancam tidak dapat Sekolah karena terkendala masalah transportasi, dimana jarak antara titik pengungsian dan lokasi Sekolah penitipan (SMU 1 Rendang) cukup jauh.

Mendengar informasi tersebut, pada tahap awal PMI berupaya memfasilitasi kebutuhan tersebut, namun karena kapasitas kendaraan yang tidak mendukupi akhirnya PMI menggandeng Bali Ultimate Driver Service (BUSER) dan Artha Graha Foundation untuk turut membantu dalam penyediaan transportasi antar jemput bagi anak-anak pengungsi untuk dapat kembali bersekolah yang sudah mulai berjalan sejak Senin (16/10) yang lalu. Dan setiap menjelang keberangkatan Sekolah Penjemputan akan di mulai dari Pos III (Puri Boga) menuju Pos II (Lapangan Tinon) dilanjutkan ke Pos III (Balai Desa Pesaban) sebelum menuju ke Sekolah di SMUN 1 Rendang.

“Anak-anak sangat senang, karena mereka bisa bersekolah kembali” seperti yang di sampaikan I Wayan Ariawan selaku Koordinator Sukarelawan PMI di Posko Pesaban. “Dengan fasilitasi transportasi yang diberikan, diharapkan anak-anak dapat terus belajar serta berinteraksi dengan teman-teman Sekolahnya disamping untuk menghilangkan kejenuhan selama ada di pengungsian” tambahnya. Hal ini sangat wajar, karena anak-anak khususnya yang tinggal di daerah KRB harus mengungsi, dan tinggal di daerah pengungsian tentu tidak senyaman tinggal di rumah sendiri. Dan tentu peran masyarakat sekitar, instansi dan semua pihak yang membantu sangat berkontribusi dalam memberikan dukungan baik material maupun non material sangat bermanfaat bagi mereka untuk dapat menjalani hari-harinya menjadi lebih baik lagi. PR-MB