BenQ Corporation
Bupati Karangasem I Gusti Ayu Mas Sumatri, Wabup I Wayan Artha Dipa sembahyang di Pura Jagatnatha Karangasem.

Karangasem (Metrobali.com)-

Puncak piodalan di Pura Jagatnatha Karangasem berlangsung pada purnamaning sasih ketiga, Jumat 16 September 2016. Puncak Piodalan berlangsung mulai pukul 10.00 Wita dipuput oleh dua pedanda Siwa dan Budha yaitu Ida Pedanda Gede Ketut Pinatih Pasuruan dari Griya Tengah, Jungutan dan Ida Pedanda Jelantik Dwaja dari Griya Budakeling. Piodalan dihadiri oleh Bupati Karangasem I Gusti Ayu Mas Sumatri, Wabup I Wayan Artha Dipa, Sekdakab I Gede Adnya Mulyadi, Para Asisten, Staf Ahli, Para Kepala SKPD dan staf, Hadir pula dalam acara ini Suami Bupati Mas Sumatri I Gusti Made Tusan,Mantan Bupati I Wayan Geredeg dan undangan lainnya.

Prosesi Upacara diawali dengan pemujaan Ida peranda menghaturkan saji Piodalan, diiringi oleh tarian Rejang Dewa dan Topeng Sida Karya. Acara dilanjutkan dengan Persembahyangan bersama Puja Tri Sandhya, Kramaning Sembah dan Nunas Tirta lan Bija. Ida Betara Nyejer selama 3 hari sampai upacara penyineban pada senin, 19 September 2016.

Sehari sebelum puncak karya dilakukan upacara nedunang Ida Betara yang dihadiri Oleh jajaran Pemerintah Kabupaten Karangasem, Bupati Mas Sumatri dan Wakil Bupati turut serta mundut pralingga Ida Betara. Upacara nedunang ida betara dipuput Ida Perande Made Punia dari Griya punia berlangsung sore hari pukul 16.00 Wita.

Menurut Parwartaka Karya yang sekaligus Sekdakab I Gede Adnya Mulyadi, piodalan ini rutin dilaksanakan tiap purnamaning sasih ketiga, dimana Pemerintah Kabupaten Karangasem melalui Bagian Kesra yang menyelenggarakanya. Adnya Mulyadi menambahkan, Pura Jagatnatha yang terletak di pusat Kota Amlapura menstanakan Ida Betara Jagatnatha sebagai manifestasi Ida Sang Hyang Widhi Wasa sebagai penguasa Jagatraya, untuk melindungi segenap buana agung, selama ini diempon Pemkab Karangasem dalam melaksanakan petirtaan didukung Banjar Taman Kelurahan Karangasem yang merupakan lokasi Pura Jagatnatha dan Desa Adat / Pakraman Karangasem. Upacara piodalan adalah untuk melakukan pembersihan dan pemasupatian kembali kesucian Pura Jagatnatha sebagai stana Sang Hyang Jagat Karana ( Ciwa – Sadaciwa – Paramaciwa). Konsep ajeg Bali tidak mungkin hanya diwacanakan semata-semata tetapi harus dilaksanakan secara nyata sesuai pedoman dan petunjuk sastra agama maupun dresta adat Bali. Dalam pembangunan Kabupaten Karangasem diharapkan, dapat makin ditingkatkan pelaksanaan dan pemahaman upakara agama.

Sementara Bupati Karangasem I Gusti Ayu Mas Sumatri mengatakan upacara piodalan merupakan salah satu wujud dari pelaksanaan Tri Hita Karana, yaitu hubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa. Upacara Yadnya adalah merupakan salah satu wujud persembahan tulus iklas melalui rangkaian candi banten, dalam memuja kebesaran Ida Sang Hyang Widhi Wasa – Tuhan yang Maha Esa. Upacara agama sebagai bentuk pengamalan srada bakti umat, disadari dapat menjadi moment penuh anugrah memohon perlindungan kerahayuan jagat. Dikatakan, berangkat dari makna itulah, Pemerintah Kabupaten Karangasem senantiasa memberikan perhatian besar kepada kehidupan keagamaan, sebagai bagian dari upaya menjaga stabilitas aspek Fisik dan Nonfisik dalam mengemban tugas pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan. Salah satu fokus perhatian Pemkab. Karangasem terhadap hal tersebut adalah melaksanakan upacara agama di Pura Jagatnatha Kabupaten Karangasem. Tujuan Upakara ini tidak lain untuk memohon kehadapan Ida Hyang Widhi Wasa – Tuhan Yang Maha Esa Penguasa Alam Semesta agar Buana Agung (Jagat Sekala) terhindar dari berbagai macam cobaan malapetaka – bencana.

Pada Hari yang sama (16/9) sore Hari pukul 15.00 Wita juga dilaksanakan karya ngeranjingang daging di pura Penataran Agung Puncak Kembar Kenusut, Desa Jumenang, Karangasem. Pura ini merupakan salah satu pura khayangan Jagat yang baru selesai direnovasi, sehingga perlu diadakan upacara ngeranjingang pedagingan. RED-MB