pemasangan tumpeng 11

Klungkung (Metrobali.com)-

Diakui beberapa kalangan menilai ada bantuan secara niskala sehingga tumpang 11 tersebut bisa terpasang. Terlebih lagi pemasanganya memakan waktu sampai setengah hari. Dan pas pukul 12.00 wita saat Matahari tegak berhasil terpasang. Menurut Jro Tapakan Dwi Persangga yang kebetulan ada di Polres Klungkung sedang melakukan upacara Prayatista mengakui kalau ada ribuan wong samar membantu mengangkat tumpeng Bade tersebut sehingga berhasil terpasang di bagian bawahnya.

Awalnya belum bisa terpasang berkat para lelembut atau wong samar yang merupakan anak buah di pelinggih Jro Nyoman di Tukad Cangkung di selatan Polres Klungkung. Dari penerawangan Jro Tapakan asal Sukawati Gianyar mengatakan awalnya para lelembut dan memedi ( Wong Samar ) tersebut masih berpesta sehingga belum bisa membantu. Namun begitu usai pesta sambil bersorak dan diperintahkan untuk membantu langsung melakukan tugasnya.

Bahkan dia katakan kalau wong samar itu ada yang datang dari wilayah Banjarangkan dan Akah hingga ribuan jumlahnya membantu. Diperhatikan dari kasat mata saat pemasangan tumpeng 11 tersebut rasanya tidak masuk akal kalau pengayah saja yang bekerja, karena melihat kesulitannya. Bahkan masyarakat yang menyaksikan pemasangan sampai terheran-heran.

Sementara itu Mangku Alit mengatakan usai memasang tumpang bade ini Bade sore harinya langsung dipindah di Catus Pata Klungkung untuk dilakukan pemelaspasan di pagi hari Sabtu ( 28/6 ).

pemasangan tumpeng 11.1 (1)

Acara lainya adalah Narpana di Puri Saraswati Klungkung. Narpana adalah ngejot atau memberikan suguhan kepada jasad yang akan diaben. Sementara ditanya soal kesulitan saat memasang tumpang Bade tersebut menurut Mangku Alit cukup sulit. Ini karena bebanya cukup berat dan dilakuka diatas ketinggian. Berat potonga tersebut mencapai 1 ton dari enam ton berat total Bade. Dia juga mengakui kalau sempat kesulitan karena ada kesalahan pada disain yakni menggunaka bamboo yang cukup kecil. Sehingga saat diangkat dua bambu  di tumpang Bade patah sehingga agak miring. Beban berat dan kondisi miring membuat cukup sulit. Terlebih lagi saat itu angin bertiup cukup kencang sehingga juga cukup mengganggu.

Sementara soal nama bade tersebut adalah Bade Padma Sari Tumpang sebelas. Nama ini sesuai dengan apa yang dibaca dalam rujukan Lontar Asta Kosala. Persiapan pembuatan Bade tersebut sudah dilakukan sejak  14 Februari lalu. khusus untuk menggarap pemereman (bade red) setiap hari pengayah sekitar 15 orang. “ Semuanya pengayah inti,” ujarnya. SUS-MB