Paparan SMS dalam kampanye bersama

Paparan SMS dalam kampanye bersama, Kamis (27/8) lalu

Karangasem (Metrobali.com)-

                Kampanye bersama 3 pasangan calon bupati-wakil bupati Karangasem, Kamis (27/8), jadi ajang yang menarik minat publik. Pasangan Sudirta-Sumiati (SMS) yang mendapat urutan pertama, membedah problem-problem Karangasem, seperti tingginya angka kemiskinan, lapangan kerja yang langka, potensi alam yang belum sepenuhnya tergarap, masalah kesehatan dimana angka kematian bayi lahir 66 tahun 2013, kematian ibu melahirkan di Puskesmas10 (2013), pengangguran 1,34% (2012), pertumbuhan ekonomi 5,81% (2013) dan merupakan terendah di Bali, indeks pembangunan manusia 67,07 (2011) dan terendah di Bali, serta berbagai permasalahan lainnya.

                Setelah memaparkan problem utama ”Bumi Lahar” itu, Sudirta lalu memaparkan beberapa program sebagai solusinya. Dengan APBD Rp 1,3 triliun (2014), dan dipastikan meningkat setelah dikelola dengan prinsip pemerintahan yang baik dan bersih, SMS memastikan sejumlah program akan berjalan, guna mengentaskan berbagai problem yang melilit Karangasem.

                ”Diantaranya, meningkatkan agar lebih banyak Puskesmas dengan fasilitas rawat inap di daerah yang jauh dari rumah sakit umum, lebih banyak kamar di RS, pelayanan yang lebih baik agar benar-benar gratis bagi pasien miskin. Pendidikan gratis sampai SLTA juga bisa dengan APBD ini, koperasi untuk 621 dusun, bantuan sosial untuk 621 Sekeha Teruna Teruni di banjar-banjar, bantuan untuk Ibu-ibu PKK, dan lain-lain, ” papar Sudirta.

                Di bidang ekonomi, diantaranya merehabilitasi sekurangnya satu pasar tradisional di seluruh kecamatan, merehabilitasi pasar hewan untuk memasarkan ternak utamanya sapi yang dihasilkan oleh Kec. Rendang dan Kec. Kubu utamanya, untuk kesejahteraan peternak, dan lain-lain.

Sementara untuk memajukan pariwisata Karangasem, Sudirta mengulang lagi gagasan agar lapangan terbang di Bali utara yang dalam proses survei, diupayakan dibawa ke daerah perbatasan Karangasem dengan Buleleng, selain mendorong ”monorel”  yang diprogramkan Pemerintah Provinsi Bali,agar diwujudkan bersama dengan kabupaten lainnya, untuk mempermudah mobilitas penduduk Karangasem maupun wisatawan yang berkunjung ke Karangasem. Upaya lainnya, menuntaskan pembangunan Dermaga Tanah Ampo agar kapal pesiar dengan tonase yang lebih besar bisa sandar, yang membawa sekitar 4000 wisatawan per kapal, sekali singgah.

                SMS juga mencanangkan membangun antara 500 sampai 1000 ”rehab rumah” per tahun untuk warga yang kurang mampu, bantuan sosial untuk warga cacat permanen serta hidup sebatangkara. Sembako juga akan dijadikan program tahunan untuk menyentuh warga kurang mampu Karangasem,sekaligus untuk bertatap muka dengan masyarakat. Kecuali ”rehab rumah”, Sudirta sudah melakukan semua program sejak ia duduk di DPD RI 2004-2014, dan terus berlanjut sampai sekarang. Programnya mendapat sambutan penuh semangat dari warga masyarakat, termasuk Teruna Teruni dan Perempuan di PKK yang akhirnya membentuk Forum Kecamatan, juga Kepala Dusun/Kepala Lingkungan yang membentuk Forum Kecamatan, dan membantu realisasi program mantan senator Bali tersebut.

                ”SMS berhasil memaparkan problem-problem pokok Karangasem, berhasil menyusun program yang menjawab dan menjadi solusi untuk problem tersebut, dan dengan pengalaman dan kepemimpinan beliau selama ini, Pak Sudirta pasti akan bekerja keras untuk mewujudkan visi, misi dan program-programnya. Ditambah dukungan partai, tokoh masyarakat, pemangku, sulinggih, akademisi, generasi muda, kaum perempuan, penglingsir dadia, bendesa adat, kelihan banjar,  dan lain-lain, problem Karangasem pasti bisa diberi solusi secara signifikan,” kata beberapa panelis, yang terdiri sejumlah gurubesar dan praktisi berbagai bidang, saat ”uji coba” paparan visi-misi calon-calon bupati PDIP di lima kabupaten/kota, di sektretariat DPD PDIP Bali, beberapa waktu lalu.

                Diantara gurubesar itu ada Prof. Dr. Made Bakta (mantan Rektor UNUD), Prof. Dr. IGN Sudiana (ketua PHDI Bali), Dr. Nyoman Subanda (akademisi UNDIKNAS), Dr. Agung Sudiana (akademisi dan juga pengurus PHDI Kot Denpasar), Dr. Luh Kartini (akademisi UNUD), Prof. Sudiana (mantan Rektor UNDIKSHA), Bagus Sudibya (praktisi pariwisat), Dr. Luh Riniti Rahayu (akademisi yang juga Ketua LSM Perempuan Bali Sruti), Prof.Dr.Wayan Windia (gurubesar Fak. Pertanian UNUD), Dr. Tuni Sakabawa, SH (akademisi UNUD). RED-MB