Jembrana (Metrobali.com)-

Kondisi sejumlah sekolah di Kabupaten Jembrana memperihatinkan.
Di SDN 7 Desa Yehembang dan SDN 2 Kelurahan Tegalcangkring, Kecamatan Mendoyo misalnya.
Atap plafon didua sekolah tersebut nampak jebol. Kondisi tersebut diduga dipicu kerangka atap dari baja yang sudah karatan dan keropos.
Agar proses belajar mengajar tetap berjalan guru terpaksa mengungsikan siswanya ke ruangan lain.
Kondisi sekolah seperti itu disayangkan anggota Komisi A DPRD Jembrana saat sidak didua sekolah tersebut, Selasa (13)2).
Komisi A menilai komitmen pemerintah dalam memajukan pendidikan di Jembrana masih lemah.
Dinas terkait menurut Sekretaris Komisi A DPRD Jembrana Ketut Sadwi Darmawan harusnya sigap dan jangan menunggu.
“Lakukan jemput bola dan semua harus terlibat. Karena pembangunan harus dilakukan dengan kebersamaan” ujar Sadwi didampingi anggota lainnya Made Artini, Komang Adiyasa dan Siti Ulfa, Selasa (13/2).
Kepala Sekolah SDN 7 Yehembang Gusti Ayu Nilawati didampingi sejumlah guru mengatakan atap plafon dibangunan yang dibangun tahun 2008 sudah mulai jebol sejak setahun lalu dan pernah ditinjau Wakil Bupati Jembrana I Made Kembang Hartawan.
“Terakhir jebol pada hari Purnama, 31 Januari lalu saat anak-anak sembahyang. Tapi belum ada penanganan” imbuh Gusti Ketut Cakra, guru lainnya.
Dibangunan tersebut terdapat ruang untuk kelas 5 dan 6. Karena rawan jebol untuk sementara siswa belajar di UKS.
Sementara di SDN 2 Tegalcangkring atap palfon jebol terjadi di ruang kepala sekolah, ruang kelas 4 dan 5.
Menurut Kepsek SDN 2 Tegalcangkring Gusti Ngurah Suardana atap plafon jebol terjadi pada bulan Desember tahun lalu.
“Kami sudah mengajukan proposal perbaikan tapi disuruh menunggu. Katanya akan ada tim yang turun, tapi yang turun hanya mengawas” terangnya.
Untuk memperlancar proses belajar mengajar lanjutnya siswa belajar di gedung KKG dan KKG untuk sementara pindah di SDN 5 Yehembang.
Mendapat penjelasan tersrbut Sadwi mengaku heran. Pasalnya Pemkab Jembrana dalam setiap kesempatan menyatakan komit untuk meningkatkan mutu pendidikan. Namun kenyataan masih ada gedung sekolah yang rusak.
“Sudah ada usulan tapi belum ditangani. Ini perlu pemikiran bersama. Dimana yang salah” tandasnya.
Penggunaan kap baja ringan pada atap bangunan sekolah nenurutnya kedepan perlu ada kajian yang mendalam. Pasalnya selain cepat kropos juga tidak bertahan lama.
“Belum 10 tahun sudah keropos. Ini perlu dipikirkan apa cocok untuk di Jembrana. Jadi sebaiknya kembali menggunakan kayu” pungkasnya. MT-MB