kadispar baliAgung Yuniartha, Kadispar Provinsi Bali


Kuta (Metrobali.com)-
Setiap tahun, orang Tiongkok yang bepergian ke luar negeri, diperkirakan mencapai 130 juta orang. Hal ini harus disikapi serius untuk bisa menggaet lebih banyak lagi turis Tiongkok untuk datang berkunjung ke Indonesia dan khususnya Bali. Bagi Indonesia, Tiongkok merupakan pasar utama yang luar biasa dan perlu digarap maksimal. Namun demikian, jumlah yang cukup fantastis orang Tiongkok yang keluar negeri, 130.000.000 orang, namun Indonesia hanya kebagian 1,5% saja, sedangkan negara tetangga Indonesia yakni Thailand, Korea, Jepang, kebagian 5 sampai 6 jutaan turis Tiongkok setiap tahun. “Indonesia dan Bali khususnya baru dapat kunjungan 700 ribu turis Tiongkok. Ini artinya, pemerintah melalui Kementerian Pariwisata harus terus menggenjot promosi untuk menggarap wisatawan Tiongkok ini”, jelas Agung Yuniartha, Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Bali usai menjadi pembicara pada workshop “Mendatangkan wisatawan Tiongkok dan strategi promosi efektif melalui media online di China, Kamis (20/07) kemarin di Kuta.
Kadispar Bali Agung Yuniartha melanjutkan, Bali punya 5000 hotel dan 130 ribu kamar, dan itu baru terisi 50. Menurutnya, masih ada sisa untuk mengejar lebih banyak lagi kunjungan wisatawan ke Bali. Data dari Dinas Pariwisata Provinsi Bali, dijelaskan Agung, turis China atau Tiongkok menempati urutan pertama, diikuti Australia. Oleh karena itu, pangsa pasar turis China datang ke Bali sangat potensial untuk digarap. Untuk bisa menggaet lebih banyak wisatawan, upaya promosi juga penting dilakukan dan salah satu cara lainnya yaitu melakukan penerbangan langsung atau direct flight dari negara asal langsung menuju ke negara yang dituju. Namun untuk bisa terbang langsung, pembenahan pada bandara harus dilakukan, seperti memperluas areal parkir, perpanjangan runway, sehingga bisa menampung lebih banyak pesawat.
“Sampai saat ini direct flight dari China ada lima maskapai, termasuk maskapai Garuda Indonesia yang juga terbang langsung ke China”, ungkapnya. Lantas apakah turis China merupakan target Bali untuk melakukan promosi, Kadispar Bali, Agung Yuniartha menyebut, China bukan target utama. “China bukan target utama. Kami menggarap semuanya, tak hanya pasar Tiongkok. Terpenting bagaimana memberikan pelayanan terbaik kepada tamu baik domestik maupun dari mancanegara”, ucapnya. Secara kuantitas, kunjungan turis China ke Bali cukup banyak, namun secara kualitas dianggap masih rendah. Seringkali juga dikeluhkan wisatawan China spending money nya kurang. “Indonesia tidak khawatir terhadap tipe turis demikian karena ke depan, pasar Tiongkok itu high spender dan kita harap ke depan secara kualitas bisa meningkat”, ungkap Direktur Promosi Pariwisata untuk Asia Pasific Kemenpar RI, Vinsensius Jemadu. Ditambahkannya, sejauh ini Indonesia belum menyentuh secara detail kantong-kantong wisman di Tiongkok yang berkelas. “Kita sadari masih ada banyak pasar-pasar wisman belum disentuh promosi Indonesia. Ke depan, Kemenpar terus berupaya menggarap turis Tiongkok yang spending money bagus”, jelasnya. Khusus bagi Bali, karena anggaran terbatas, promosi yang dilakukan belum optimal dilakukan. Meski demikian, Dinas Pariwisata Provinsi Bali, tetap berusaha melakukan upaya-upaya promosi lewat berbagai cara. “Strategi menggaet wisatawan termasuk turis dari China tetap kami lakukan walaupun terbentur anggaran yang minim. Dan sejauh ini khusus untuk pasar China, Bali sudah melakukan promosi ke 10 provinsi dari 37 provinsi yang ada di China”, ungkapnya seraya berharap kunjungan wisatawan ke Bali akan terus meningkat dan infrastruktur sebagai daya dukung pariwisata Bali juga ikut menunjang peningkatan destinasi wisata. RED-MB