Gubernur Bali Made Mangku Pastika, Rabu
Gubernur Bali Made Mangku Pastika, Rabu (18/10), pada pertemuan INSARAG Team Leaders Meeting 2017, di Kuta Badung.

Badung (Metrobali.com)-

Gubernur Bali meminta kalangan perbankan untuk memberi toleransi kepada debitur yang terdampak status awas Gunung Agung. “Yang kita harapkan pertama sekali adalah re-sceuduling dari kredit itu dan itu sangat memungkinkan bagi bank, yang kedua barangkali asuransi”, ujar Gubernur Bali Made Mangku Pastika, Rabu (18/10), disela-sela pertemuan INSARAG Team Leaders Meeting 2017, di Kuta Badung.
Gubernur Pastika juga mengatakan, pihaknya akan bicara dengan perbankan untuk mengatasi kondisi ini agar diberikan toleransi. “Kami akan bicara dengan dunia perbankan, karena ini situasinya betul-betul ‘force majeure’ istilahnya ya harus kita memberikan toleransi untuk itu, mau tidak mau”, ucapnya.
Setelah Gunung Agung ditetapkan dalam status awas, puluhan ribu warga yang berada di kawasan rawan bencana, dipaksa harus meninggalkan rumah, harta benda dan juga hewan peliharaannya. Situasi ini mengakibatkan, aktifitas masyarakat menjadi lumpuh, karena mereka harus meninggalkan aktifitas kesehariannya, kehilangan mata pencaharian dan kehilangan kampung halamannya.
“Saya kira itu banyak pinjam uang di bank untuk pelihara ayam, ayamnya ini khan telantar sekarang, kalau sapi masih bisa diajak mengungsi. Nah kalau ayamnya khan susah itu mau diapain. Kalau mau jual murah atau suruh bank itu ambil ayamnya asal jangan ambil tanahnya karena itu biasanya gadaikan sertifikat khan kasihan. Karena itu perlu keadilan”, pungkasnya.
Pemerintah juga kini sedang memikirkan dampak panjang dari status awas Gunung Agung, setelah ditetapkan 22 September lalu. “Kondisi ini sudah berlangsung 16 hari. Nah kalau sebulan dampaknya panjang”, ungkapnya.
Dampak itu antara lain penyiapan logistik kepada warga yang mengungsi, juga masalah ekonomi, pendidikan, kesehatan, dan pembangunan fisik milik pemerintah maupun swasta. “Banyak sekali dampak rentetannya dengan status awas itu”, imbuhnya.
Mantan Kapolda Bali ini juga mengatakan, dalam situasi saat ini, pemerintah akan menghitung kembali apa yang terjadi dan apa dampaknya jika status awas ini terus ditetapkan.
“Banyak dampak dari status ini, tak hanya kresit tadi, tapi juga sektor-sektor vital yang lain. Ini yang harus kita pikirkan cara mengelola, jadi tidak sederhana seperti yang dipikirkan orang”, beber Gubernur Pastika.
Upaya relokasi penduduk yang tempat tinggalnya terdampak langsung jika Gunung Agung meletus, juga akan dilakukan pemerintah Provinsi Bali.
“Sudah kita persiapkan seandainya Gunung Agung itu terjadi letusan. Lahan pertanian ketutup pasir dan batu. Rumahnya keurug sama lahar khan bisa terjadi itu dan ini harus kita pikirkan mau dikemanakan orang itu. Jawabannya yaitu relokasi, bisa di Bali atau bisa di luar Bali”, pungkasnya.  ARI-MB