Jakarta (Metrobali.com)-

Menteri Perdagangan Gita Wirjawan menegaskan pemerintah Indonesia siap menjembatani perbedaan kepentingan antara negara berkembang dan maju dalam pertemuan organisasi perdagangan dunia (WTO) di Bali, Desember 2013.

Hal tersebut disampaikan Menteri Perdagangan Gita Wirjawan dalam siaran pers yang diterima Antara Jakarta, Minggu (10/11).

Sebelumnya hal tersebut juga telah disampaikan Gita Wirjawan dalam acara “Indonesian Student ASEAN Conference” di Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Singapura, Sabtu (9/10).

Gita mengungkapkan, dalam pertemuan menteri perdagangan negara-negara anggota APEC yang lalu telah menghasilkan kesepakatan yang bakal dibawa dalam pertemuan negara anggta WTO di Bali nanti.

Diharapkan dalam pertemuan tersebut menghasilkan “paket Bali”.

Gita mengakui adanya perbedaan pandangan antara negara berkembang dan maju dalam mengaplikasikan kepentingan negaranya. Misalnya dalam paket pertanian, negara berkembang menginginkan adanya proteksi dalam menjamin ketersediaan pangan untuk warga negaranya, sehingga negara berkembang melakukan penimbungan pangan dengan menjamin ketersediaan pangan tersebut.

Namun, tambahnya kebijakan negara berkembang ini tidak disepakati oleh negara maju yang menginginkan keterbukaan dalam pasar pangan.

“Negara berkembangkan berkewajiban memberi makan warganya. dan mereka ingin adanya ketahanan pangan dengan memproteksi hasil buminya,” ucapnya.

Polarisasi tersebut tentu harus dijembatani agar perbedaan kepentingan antara negara-negara berkembang dengan negara-negara maju dapat ditemukan titik temu.

Organisasi perdagangan dunia (WTO) merupakan wadah untuk mengkomunikasikan dan menjembatani perbedaan kepentingan antaranggotanya. AN-MB