Foto: Anggota Komisi IV DPRD Kota Denpasar dari PSI Emiliana Sri Wahjuni (kanan) saat bersama Walikota Denpasar, I Gusti Ngurah Jaya Negara usai  acara Inagurasi Pembukaan Denpasar Festival (Denfest) ke-14 Tahun 2021 di Gedung Dharma Negara Alaya, Jumat (10/12/2021).

Denpasar (Metrobali.com)-

Ada pemandangan yang sangat menarik dalam penampilan Inagurasi Pembukaan Denpasar Festival (Denfest) ke-14 Tahun 2021 yang dikemas apik di Gedung Dharma Negara Alaya, Jumat (10/12/2021).

Denfest ke-14 ini mengusung tema Arsa Wijaya sebagai Kemenangan Harapan dimana Tari Topeng Arsa Wijaya sebagai ikon sekaligus puncak pembukaan pelaksanaan Denfest tahun ini ditarikan langsung Walikota Denpasar, I Gusti Ngurah Jaya Negara.

Kemasan Inagurasi Pembukaan Denfes ke-14 ini mendapatkan apresiasi banyak kalangan salah  satunya Anggota Komisi IV DPRD Kota Denpasar Emiliana Sri Wahjuni yang secara khusus pula memberikan apresiasi dan “dua jempol” kepada Walikota Denpasar Jaya Negara.

Emiliana Sri Wahjuni yang juga menyaksikan langsung inagurasi pembukaan Denfest ini mengaku terkesan dengan kemasan acara ini terlebih dengan Tari Topeng Arsa Wijaya yang ditarikan Walikota Jaya Negara.

Bagi wakil rakyat yang akrab disapa Sis Emil ini, Jaya Negara tidak hanya memberikan dorongan untuk melestarikan kesenian, tidak hanya memberikan contoh tapi menjadi contoh itu sendiri secara langsung dalam hal melestarikan kesenian.

“Kami salut, apresiasi, angkat jempol Pak Walikota menarikan Tari Topeng Arsa Wijaya saat inagurasi pembukaan Denfest tahun ini. Apa yang ditampilkan ini luar biasa keren,” kata srikandi Partai Solidaritas Indonesia (PSI) ini ditemui usai menghadiri Inagurasi Pembukaan Denfest) ke-14 di Gedung Dharma Negara Alaya, Jumat (10/12/2021).

Sekretaris Fraksi NasDem-PSI DPRD Kota Denpasar ini pun mengaku tidak menyangka jika Walikota yang secara langsung menarikan Tari Topeng Arsa Wijaya yang menjadi ikon Denfest tahun ini.

“Pak Jaya Negara keren sekali menarinya, saya saja kaget, terkagum-kagum. Biasanya kan pejabat duduk di kursi undangan pejabat dan menonton apa yang ditampilkan di panggung. Kalau sekarang ini kan kita yang menonton beliau menarikan Tari Topeng Arsa Wijaya,” ujar Sis Emil.

“Kita bisa benar-benar merasakan kecintaan besar beliau kepada kesenian. Ini tentu menjadi inspirasi kita semua dan patut diteladani oleh generasi muda agar jangan lupa pada seni budaya di tanah kelahirannya,” kata sosok wakil rakyat yang sangat mencintai kesenian Bali ini.

Di sisi lain Sis Emil juga mengapresiasi inagurasi pembukaan Denfest ini juga melibatkan penyanyi anak-anak disabilitas/berkebutuhan khsusus. Hal ini juga menunjukkan keseriusan Pemerintah Kota Denpasar memperhatikan anak-anak disabilitas/berkebutuhan khsusus serta memberikan kesempatan mereka tampil di acara-acara publik sebagai bentuk penghargaan atas keistimewaan yang mereka miliki.

“Ini keren anak-anak berkebutuhan khusus diberikan ruang tampil. Kota Denpasar ini menjadi Kota yang ramah dengan anak-anak disabilitas/berkebutuhan khsusus,” pungkas Anggota Komisi IV DPRD Kota Denpasar yang membidangi kesehatan, pendidikan, pemuda dan olahraga, pemberdayaan perempuan, sosial dan tenaga kerja, kebersihan dan pertamanan, pariwisata dan lain-lain ini.

Pembukaan Denfest ke-14 Tahun 2021 dikemas dalam garapan pembabakan dengan turut memadukan seni, budaya dan multimedia. Seperti halnya Selampah Laku, Garapan Baris Gede dan Barong, Garapan Morning of The World, Lagu Ratu Anom dan Don Dadape, Tarian Kober, Fashion Carnaval, Parade Budaya Tri Datu, Tari Arsa Wijaya dan Hiburan Musik Kaka Slank dan Lolot.

Selain Tari Topeng Arsa Wijaya sebagai ikon sekaligus puncak pembukaan pelaksanaan Denfest tahun ini ditarikan langsung Walikota Denpasar, I Gusti Ngurah Jaya Negara, tak ketinggalan, dua maestro Tari Bali yakni Ketut Arini dan Prof. I Wayan Dibia turut andil dalam pembukaan kali ini.

Pelaksanaan Denfest kali ini akan berlangsung hingga 23 Desember mendatang dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat. Gelaran ni melibatkan 926 seniman, 215 musisi, 71 UMKM, dan 20 komunitas film.

Denfest kali ini mengusung konsep dynamic regulated spaces yang mampu mengakomodasi perhelatan kreatif dengan penerapan protokol kesehatan. Konsep ini ditempuh sebagai bentuk manajemen risiko kesehatan seiring dengan pemulihan dunia dari pandemi Covid-19.

Karenanya pelaksanaan Denfest tahun ini tidak lagi dipusatkan di kawasam Patung Catur Muka, melainkan menyebar di empat kecamatan dengan melibatkan total 926 seniman, 215 musisi, 20 komunitas Film dan 71 UMKM Denpasar.

Beberapa lokasi ikonik menjadi pilihan pelaksanaan tahun ini, seperti halnya Gedung Dharma Negara Alaya, Plaza Pasar Badung dan Pantai Mertasari Muntig Siokan Sanur. Sedangkan untuk masing-masing kecamatan tersebar di beberapa titik, seperti halnya Wantilan Desa Adat Poh Gading di Kecamatan Denpasar Utara, Banjar Abasan dan Tegal Buah untuk Kecamatan Denpasar Barat, Wantilan Pengerebongan Kesiman Petilan  untuk Kecamatan Denpasar Timur, Wantilan Desa Adat Renon untuk Kecamatan Denpasar Selatan. (wid)