Dari Pameran Inacraft 2014

STAND Dekranasda Kota Denpasar yang memamerkan Busana dan Kain Endek serta produk kerajinan tangan lainnya menjadi primadona pengunjung dalam Pameran Inacraft 2014 yang diselenggarakan di Hall B Jakarta Covention Center (JCC)  yang berlangsung dari tanggal 23-27 April lalu. Menurut Sekretaris Dekranasda Kota Denpasar Made Saryawan Senin (28/4), stand yang ditampilkan UKM Kota Denpasar mendapat perhatian dan kunjungan yang sangat antusias dari masyarakat Ibukota.

Pameran Inacraft 2014 ini dibuka Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono diikuti 1600 pelaku UKM dari seluruh Indonesia yang memamerkan aneka perhiasan, pakaian, kain khas daerah, souvenir, kerajinan tangan, peralatan rumah tangga dan lain-lain. Selama lima hari pameran, produk UKM yang menjadi binaan Dekranasda dan Dinas Koperasi Kota Denpasar seperti Butik Novi, Lusi Damai, Shankara, Pelangi Butik, UD Ratna Sari dan Marita selalu disesaki pengunjung dan bagai magnet bagi penyuka produk-produk kerajinan dan  fashion. Yang paling menarik menurut Saryawan kain Endek dan busana Endek laris manis dibeli para pengunjung. “Stand UKM Lusi Damai dan Pelangi Butik sampai kewalahan melayani permintaan pengunjung yang membeli kain Endek,” kata Saryawan.

Memang semenjak kain Endek diangkat dan dipopulerkan Pemkot Denpasar, saat ini sudah diterima masyarakat secara nasional. Permintaan akan kain Endek terus meningkat, apalagi beberapa pejabat pemerintah di tingkat nasional saat ini sudah familiar dengan kain endek. Total omset yang mampu diraih oleh peserta pameran UKM Denpasar mencapai 180 juta lebih.

Ketua Dekranasda Kota Denpasar Ny. IA. Selly Mantra mengatakan bahwa kain Endek kini sudah booming dan disukai berbagai kalangan. Tenun Endek merupakan salah satu produk bernilai kearifan lokal. Sebagai Ibu Kota Propinsi Bali dan merupakan pusat Pemerintahan, Ekonomi dan Pendidikan, Denpasar memiliki peluang besar dalam mengangkat industri kreatif khsusnya tenun endek sebagai produk lokal unggulan di Kota Denpasar. Untuk membantu industri endek di Kota Denpasar berbagai upaya promosi telah dilaksanakan Pemerintah Kota Denpasar salah satunya dengan membentuk Duta Endek. “Ini tidak terlepas juga dari kebijakan Pemerintah Kota Denpasar yang begitu getol mempromosikan endek sebagai produk warisan budaya yang bernilai tinggi,” kata istri Walikota Denpasar ini.

Ditambahkan, endek yang mengandung nilai-nilai kearifan lokal, kini telah menjadi salah satu ikon Kota Denpasar. Selain itu, endek juga memiliki makna, nilai sejarah, dan teknik yang tinggi dari segi warna, motif, jenis bahan serta benang yang digunakan. Kita bisa menggunakan endek di setiap kesempatan. Baik formal maupun non formal. Tinggal disesuaikan desainnya, dan padu padannya,” jelas Selly. Selly menegaskan, endek yang dulu terkesan jadul bisa membuat kita tampil fashionable dengan sedikit kreasi. Sebagai contoh, endek bisa dipadukan dengan jenis kain lain seperti sifon atau bahkan jeans sehingga tidak terkesan kuno. “Dengan sentuhan inovasi dan kreativitas, materi lokal ini  dapat diolah dan dapat bersaing  di tingkat nasional, apalagi dengan perkembangan teknologi seperti internet sangat membantu memperkenalkan kain-kain lokal ke tingkat nasional dan global,” pungkas Selly Mantra. DW-MB