Gianyar (Metrobali.com)-

 Apa yang terpikirkan ketika mendengar nama Curik Bali? Salah satu satwa endemik yang menjadi khas dari pulau dewata ini telah menjadi bagian dari satwa langka yang terancam punah. Lantas apakah kita akan berpangku tangan menyaksikan burung bernama latin Leucopsar Rothschildi yang memiliki keterkaitan dengan tanah bali ini terabaikan begitu saja? Untuk itulah Bali Safari & Marine Park yang tergabung dalam Asosiasi Pelestari Curik Bali (APCB) menyelenggarakan kegiatan ‘Sosialisasi Program Konservasi Curik Bali’ pada (14/12) lalu kepada masyarakat Desa Serongga, Lebih dan Medahan sebagai desa-desa yang berada di sekitar Bali Safari & Marine Park. Melalui kegiatan yang diselenggarakan di Lobi Teater, Bali Safari & Marine Park, APCB bersama Bali Safari & Marine Park mengajak masyarakat untuk turut mendukung pelestarian curik bali baik ex-situ maupun in-situ. Selain sebagai desa budaya, diharapkan juga ke depannya desa-desa penyangga Bali Safari & Marine Park menjadi desa konservasi, terutama terhadap spesies langka burung curik bali.                                                                                                                                                         

 Curik Bali, dengan karakteristik bulu yang dominan putih dengan ujung sayap dan ekor berwarna hitam serta kulit di sekitar mata yang berwarna biru ini mengalami penurunan populasi yang kian mengkhawatirkan. Hal ini membuat peran masyarakat, pemerintah, lembaga konservasi hingga LSM terkait perlu untuk turut ambil andil dalam upaya pelestariannya.  Tony Sumampau, Ketua APCB, serta Board Director of Taman Safari Indonesia mengatakan, “Semakin langkanya populasi Curik Bali membuat kami dari Asosiasi Pelestari Curik Bali (APCB) merasa khawatir dan kemudian mengajukan usul kepada pemerintah agar masyarakat diberi ijin dalam memelihara Curik Bali, tentunya dengan mengikuti seluruh aturan dan kaidah-kaidah yang berlaku.”

 Mengenai peran serta masyarakat dalam melestarikan satwa yang menjadi maskot di pulau bali ini, drh. Retno Sudarwati, salah seorang Pengurus APCB, mengutarakan fakta bahwa satu hal yang membuat program konservasi curik bali yang digagas oleh APCB menjadi berbeda, yakni dengan mengajak masyarakat untuk turut aktif secara langsung dalam upaya melestarikan satwa langka, melalui program pembinaan desa konservasi. Nantinya, masyarakat desa akan diberi pelatihan serta informasi-informasi terkait penangkaran serta cara-cara untuk menjaga dan melindungi curik bali, sehingga strategi pelestarian ini dapat bermanfaat bukan hanya dari sisi konservasi saja, melainkan juga berpengaruh terhadap nilai-nilai ekonomi, pariwisata dan kebudayaan.

 Melalui adanya pembinaan desa konservasi ini, diharapkan populasi curik bali mengalami peningkatan. Sementara itu, dari sisi ekonomi dapat memberi manfaat secara langsung ataupun tidak langsung, yakni melalui aspek pengembangbiakan, pengadaan pakan maupun perkandangan. Hal ini tentu tidak menutup kemungkinan bahwa aspek pariwisata, baik melalui wisata pendidikan maupun wisata komersil di wilayah desa dapat ikut terangkat .

 Kondisi lingkungan di sekitar desa binaan, tingkat kepedulian dan komitmen masyarakat terhadap pelestarian curik bali menjadi hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menjalani program desa binaan konservasi, terutama terhadap spesies Curik Bali. Program ini pun mendapatkan antusias yang baik dari masyarakat desa yang hadir dalam acara sosialisasi program konservasi curik bali. Animo masyarakat terlihat dari banyaknya pertanyaan seputar kontribusi yang dapat dilakukan dalam mendukung dan menyukseskan pelestarian satwa langka yang satu ini.

 Hans Manansang, General Manager Bali Safari & Marine Park mengatakan, “Program konservasi curik bali ini ingin menggugah hati masyarakat agar bersama-sama melestarikan satwa yang terancam punah. Bersama Bali Safari & Marine Park sebagai eksekutor lapangan dari pelaksanaan kegiatan Asosiasi Pelestari Curik Bali (APCB) ini, populasi curik bali yang kian menurun menjadi hal yang sangat diperhatikan. Melalui program desa binaan ini, diharapkan potensi dan keunggulan desa bisa meningkat. Dalam perkembangannya, bukan hanya curik bali yang populasinya tetap terjaga, namun desa-desa binaan yang merupakan desa penyangga di Bali Safari & Marine Park ini pun dapat berkembang lebih maju.” RED-MB