buah manggis lokal

Kendati manggis sering menjadi bahan ledekan di media sosial, penelitian empat mahasiswa Profesi Apoteker Fakultas Farmasi Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya (UKWMS) membuktikan sebaliknya.

“Penelitian mahasiswa kami membuktikan bahan aktif pada kulit manggis memiliki manfaat yang luar biasa hingga membuat kita bisa cantik luar dan dalam,” kata dosen pembimbing Farida Lanawati Darsono M.Sc.

Ditemui di Laboratorium Farmasetika Lanjut Fakultas Farmasi UKWMS bersama keempat mahasiswanya (13/4), dia mengungkapkan kandungan antioksidan di dalam manggis dan kulit manggis ternyata relatif sangat tinggi.

Akhirnya, keempat mahasiswa yang dibimbingnya pun membuat tiga macam inovasi produk perawatan tubuh dari kulit manggis, yakni masker peel-off, krim pelembap, dan tablet salut enterik.

“Hendrik Agusta Setiawan dan Vian Anawagis membuat tablet salut enterik dari kulit manggis untuk perawatan tubuh dari dalam,” katanya.

Lantas, Yuvita Rosary Deva dan Rus Dwi Cahyani membuat masker peel-off dan krim pelembap dari bahan yang sama untuk perawatan wajah (perawatan dari luar).

Dalam kesempatan itu, Hendrik Agusta Setiawan mengungkapkan keistimewaan tablet buatannya dibandingkan dengan yang sudah ada di pasaran.

“Kami membuatnya dapat bertahan dengan baik saat berada di lambung sehingga manfaatnya masih dapat diserap dengan baik di usus,” ujarnya.

Sementara itu, Yuvita Rosary Deva yang membuat produk perawatan wajah berupa masker peel-off dan krim pelembap mengakui bahwa kulit manggis kaya akan antioksidan.

“Kami dapat membuktikan bahwa kulit manggis dapat membantu regenerasi kulit. Selain itu, juga berfungsi sebagai antipenuaan dini,” ujar Yuvita.

Didampingi rekannya Rus Dwi Cahyani, dia mengatakan bahwa manggis adalah produk lokal Indonesia yang sayang sekali bila kulitnya hanya dibiarkan menjadi limbah.

“Daripada begitu (dibuang), lebih baik dijadikan pelembap saja, apalagi selain menjaga elastisitas kulit, kulit manggis juga bisa untuk tabir surya,” katanya.

Proses Pembuatan Agaknya karya keempat mahasiswa itu bila digabungkan akan menjadi produk perawatan yang terbukti aman serta bekerja secara sempurna dari dalam hingga ke luar.

Vian Anawagis membeberkan proses dasar yang harus dilakukan sebelum limbah kulit manggis siap diolah menjadi produk perawatan (tablet salut enterik).

“Pertama-tama kulit dikeringkan, dipotong kecil-kecil, lalu dihaluskan dengan blender, kemudian direndam dalam air, istilahnya dimaserasi,” tuturnya.

Untuk bahan-bahan yang digunakan, kata dia, semuanya alami walaupun untuk penyalut tabletnya masih menggunakan bahan sintetis sejenis polymer yang aman untuk tubuh manusia.

“Penyalut inilah yang menjamin tablet buatan kami tidak akan habis dicerna oleh asam lambung,” ungkap Vian yang asli Surabaya itu.

Lain halnya dengan masker peel-off. Yuvita menjelaskan bahwa sebagian besar komponen yang dibuat adalah ekstrak kulit buah manggis yang dibeli dari petani manggis di Malang.

“Selain ekstrak kulit manggis yang sudah kami buat menjadi bubuk, lalu ditambahkan pula PVA, PVP K-30, HPMC, nipagin, nipasol, gliserin, etanol, dan aquadest,” katanya.

Ia memilih bentuk peel-off karena efeknya mengencangkan sekaligus membantu regenerasi kulit sebab sel-sel kulit mati akan terangkat saat masker dikelupas.

Sama-sama menggunakan bahan pengental gliserin, krim pelembap yang dibuat oleh Rus Dwi juga aman dipergunakan oleh manusia.

“Kami sudah melalui simulasi pengujian BPOM yang diberikan oleh fakultas sehingga nantinya bila kami berniat menjadikan produk ini sebagai wirausaha, kami bisa melakukannya dengan standar yang benar,” katanya.

Bahan utama yang digunakan tetap kulit manggis, bahan-bahan tambahan lainnya dibutuhkan lebih agar penggunaan dan penyimpanannya lebih mudah.

“Khusus untuk penyimpanan, semua produk kami dirancang agar dapat bertahan di suhu ruangan normal sehingga nantinya tidak menyulitkan distributor maupun pengguna,” kata Rus Dwi. AN-MB