????????????????????????????????????

Karangasem (Metrobali.com)–

Setelah usai melaksanakan persembahyangan bersama Upacara Tawur Agung Kesanga Mance Kelud pada tingkat kabupaten yang dipusatkan di Lapangan Candra Buana kota Amlapura, Bupati Karangasem I Gusti Ayu Mas Sumatri lanjut menghadiri sekaligus membuka ritual malam pengerupukan di Desa Subagan Kelurahan Subagan Kec. Karangasem. Pembukaan ditandai dengan pemukulan gong sebagai tanda dilepasnya 20 arak-arakan ogoh-ogoh oleh anak-anak muda se-Kelurahan Subagan berjalan dari start awal mengitari catus pata depan patung kuda Subagan terus ke selatan mengitari catus pata patung salak Desa Sasri. Bupati wanita pertama di Kabupaten Karangasem periode 2016-2021 sangat antusias dengan berbaur bersama masyarakat mengikuti ritual malam pengerupukan. Bertepatan malam Pengerupukan ini, ritual dilakukan hampir disetiap desa pakraman di delapan kecamatan di Kab. Karangasem. Dan keesokan harinya melaksanakan Tapa Brata Penyepian.

Kegiatan yang dipusatkan di Catus Pata depan patung kuda Subagan ini diawali dengan menggelar Upacara Tawur Kesanga Panca Sata pada tingkat desa. Upacara tawur kesanga nemuning tilem kesanga ini berlangsung hikmad. Selain dipadati ratusan warga se-Kelurahan Subagan ini, tampak hadir Bupati Karangasem I Gusti Ayu Mas Sumatri didampingi suami I Gusti Made Tusan bersama keluarga dan para pemuka adat masyarakat  Desa Subagan, Selasa (8/3).

Prosesi upacara tawur kesanga pada tingkat desa ini dimulai sekitar pukul 18.00 sd 20.00 wita, Setelah prosesi nyarub caru, warga beramai-ramai nunas tirta (air suci) dan ajengan tawur. Tirta dan ajengan tawur ini selanjutnya digunakan sebagai pelengkap upacara dimasing-masing pekarangan (rumah tangga). Prosesi upacara tawur kesanga tingkat desa dipuput Pedanda Siwa-Buda. Ida Pedanda Isteri Kemenuh dan Ida Pedanda Gede Ketut Jelantik dari Geriya Subagan. Sebagai pelengkap upacara, juga dipentaskan tari topeng sidakarya diiringi suara gambelan dan Kegiatan dilanjutkan dengan persembahyangan bersama.

Sementara itu Bupati Karangasem I Gusti Ayu Mas Sumatri dalam kesempatannya menyampaikan disamping ritual ini untuk mensucikan alam semesta beserta isinya pihaknya mengajak umat sedharma untuk dapat melaksanakan catur brata penyepian dengan hikmad. Empat jenis Tapa Brata dalam Hari Raya Nyepi dimaksud meliputi Amati Gni (tidak menyalakan api yaitu api yang dapat membakar nurani dan pikiran sadar seperti marah atau iri hati dan berpikiran tidak baik serta tidak mengobarkan hawa nafsu), Amati Karya (tidak diperkenankan bekerja untuk merenung dan mengintropeksi diri atas kesalahan-kesalahan yang pernah kita perbuat), Amati Lelungan (tidak diperkenankan melakukan perjalanan atau melancong) dan Amati Lelanguan (tidak diperkenankan untuk menghibur diri, melainkan memusatkan pikiran terhadap Ida sang Hyang Widhi Wasa). Selain itu, kepada masyarakat Subagan pada khususnya dan seluruh masyarakat Karangasem umumnya, diharapkan dapat menjaga kerukunan, keamanan dan kenyamanan untuk menjaga Karangasem agar tetap kondusif. “Semoga melalui catur brata penyepian senantiasa diberikan tuntunan, kedamaian dan kesucian buana agung dan buana alit menuju Karangasem Cerdas, Bersih dan Bermartabat berdasarkan Tri Hita Karana,”ujarnya. SMD-MB