Langkat, Sumut, (Metrobali.com) –

Bank Indonesia (BI) bekerja sama dengan Pemerintah Kabupaten Langkat, Sumatera Utara, mengadakan sosialisasi pembayaran non tunai seiring dengan “Gerakan Nasional Non Tunai” (GNNT) yang telah dicanangkan.

“Kita lakukan sosialisasi pembayaran dengan non tunai melalui Gerakan Nasional Non Tunai,” kata Deputi Direktur Perwakilan Bank Indonesia Wilayah IX Sumatera Utara-Aceh Khafi Zulkarnaen, di Stabat, Jumat.

Menurut dia melalui sosialisasi ini utamanya menjaga stabilitas nilai rupiah, untuk mendukung itu BI menjaga kelancaran sistem pembayaran dengan tunai dan non tunai.

Sekarang dengan perkembangan pembayaran uang non tunai, BI memperkenalkan kepada masyarakat mengenai non tunai dengan menggunakan uang elektronik.

Selain itu juga Bank Indoensia (BI) akan menyalurkan bantuan pemberdayaan ekonomi masyarakat Usaha Mikro Kecil Menengah (IMKM) tentang ketahanan pangan kepada masyarakat petani pesisir terutama yang berada di Desa Pulau Kampai Kecamatan Pangkalan Susu.

Bantuan yang akan digulirkan berupa dua unit trakktor mini dan pembuatan empat unit sumur bor dan penyuluh pendamping yang akan diterima oleh Gapoktan yang terdiri dari 16 kelompok tani yang ada di desa Pulau Kampai.

“Ini untuk menunjang kelancaran pengolahan tanah untuk segera ditanami pada musim tanam,” katanya.

Selain itu juga dilakukan sosialisasi tentang uang palsu, agar masyarakat dapat mengetahuinya secara jelas, untuk nantinya apabila menemukan dapat melaporkannya kepada pihak yang berwajib.

Secara terpisah Sekretaris Daerah Kabupaten Langkat Indra Salahuddin mengatakan saat ini uang palsu banyak beredar ditengah-tengah masyarakat oleh karena itu sebagai bentuk tanggung jawab dalam upaya menangkal peredaran uang palsu, BI akan menjelaskan ciri-ciri keaslian uang rupiah sehingga kita akan mampu membedakan uang yang asli dan uang yang palsu.

“Transaksi non tunai juga meminimalisir terjadinya transaksi yang menggunakan uang palsu. Kita sangat berharap Langkat dapat terhindar atau setidaknya mampu meminimalisir perederan uang palsu dengan mengetahui ciri keasilan uang rupiah,” katanya.

(Ant) –