10 (7)
Penolakan reklamasi Teluk Benoa terus disuarakan oleh Desa Adat Kuta, Jumat, (6/10)/MB

Kuta, (Metrobali.com) –

Penolakan reklamasi Teluk Benoa terus disuarakan oleh Desa Adat Kuta, Jumat, (6/10). Tidak tanggung-tanggung, event sekaliber Kuta Beach Festivalpun memberikan prioritas untuk menyuarakan penolakan reklamasi Teluk Benoa. Hal tersebut dapat disaksikan pada saat pawai pembukaan Kuta Beach Festival yang berlangsung di Jalan Pantai Kuta, Kuta, Bali, barisan warga menggunakan atribut Tolak Reklamasi Teluk Benoa ikut memeriahkan pawai tersebut. Sepanjang pawai, selain alunan gamelan tradisional Bali, yel-yel penolakan reklamasi juga disuarakan oleh warga masyarakat kuta. Selain meneriakan yel-yel, para peserta pawai juga mengibarkan bendera dan membentagkan spanduk bertuliskan Kuta Tolak Reklmasi Teluk Benoa.

Bendesa Adat Kuta, I Wayan Swarsa menjelaskan Kuta Beach Festival adalah ruang dan media yang diberikan oleh Desa Adat Kuta  kepada seluruh Yowana Kuta termasuk Jaringan Kuta Bergerak (JANGKAR) Bali untuk berkreasi guna menjaga warisan adat dan budaya Bali termasuk juga ruang kreativitas untuk segala komunitas adat di kuta tanpa mesti kehilangan kesempatan untuk menyuarakan penolakan reklamasi Teluk Benoa.

“JANGKAR sebagai bagian dari Desa Adat Kuta menjadi wadah baru bagi warga Kuta untuk memperjuangkan aspirasi penolakan reklamasi Teluk Benoa.  Penolakan reklamasi Teluk Benoa harus terus disuarakan sampai reklamasi Teluk Benoa dibatalkan oleh karenanya keterlibatan JANGKAR menjadi penting di pawai pembukaan Kuta Beach Festival ini. Bahkan Bapak Bupati dalam pembiacaran tadi sangat respek dengan perjuangan krama Kuta dalam penolakan reklamasi Teluk Benoa ini”, ujarnya.

Dalam kesempatan yang dihadiri langsung oleh Bupati Badung beserta jajarannya tersebut, pembawa acara pawai pembukaan Kuta Beach Festival juga menegaskan jika penyelanggaraan Kuta Beach Festival tidak meninggalkan aspirasi dan suara penolakan reklamasi Teluk Benoa oleh masyarakat Kuta.

Dihadapan Bupati Badung, yel-yel penolakan reklamasi Teluk Benoa juga disuarakan langsung. Koordinator JANGKAR, Agus Dwi usai pawai pembukaan Kuta Beach Festival menjelaskan, penyampaian aspirasi langsung dihadapan Bupati Badung agar mengkomodir aspirasi penolakan teklamasi Teluk Benoa. Pada saat pawai berlangsung, juga tepantau mereka mengajak langsung Bupati untuk menolak reklamasi Teluk Benoa. “Agar Bupati mendengarkan aspirasi rakyatnya dan dapat mengambil tindakan sebagai pemimpin Badung untuk bersurat secara resmi kepada pemerintah pusat untuk membatalkan reklamasi Teluk Benoa”, tegasnya.

Selain penyampaian aspirasi kepada Bupati Badung, JANGKAR Bali, di arena acara Kuta Beach Festival juga membuka booth penolakan reklamasi teluk benoa untuk menyebarluaskan suara penolakan reklamasi teluk benoa. “Booth disediakan khusus untuk terus menyuarakan penolakan reklamasi teluk benoa termasuk mengedukasi pengunjung acara agar mereka tahu mengapa desa adat kuta menolak reklamasi. Selain sebagai booth edukasi, juga tersedia merchandise yang dijual dan hasil penjualannya digunakan untuk membiayai gerakan Tolak Reklamasi Teluk Benoa”, pungkasnya. FRB-MB