Foto: DPD Partai Golkar Provinsi Bali menggelar Webinar “Strategi Operasional Pembangunan Sektor Pertanian dan Pariwisata Bali di Era New Normal” Selasa (30/6/2020).

Denpasar (Metrobali.com)-

DPD Partai Golkar Provinsi Bali memang totalitas dan tidak main-main mengeluarkan “segala jurus” membantu pemerintah mempercepat penanganan pandemi Covid-19 dan mempercepat pemulihan ekonomi Bali pasca pandemi serta menyongsong era New Normal (Normal).

Digawangi pengurus partai bukan sekadar politisi mumpuni tapi juga akademisi, para konseptor dan hingga praktisi, “Partai Beringin” di Bali selalu hadir dengan kontribusi pemikiran dan ide-ide cerdas untuk pembangunan Bali yang berkelanjutan, tidak hanya kerja-kerja politik di tengah-tengah masyarakat.

Dalam kondisi krisis akibat pandemi Covid-19, Golkar Bali juga menunjukkan kelasnya sebagai partai politik yang selalu bisa merespon dinamika perubahan dan kondisi krisis dengan solusi-solusi cerdas, bernas, strategis, terukur, komprehensif  dan implementatif.

Upaya menghadirkan solusi di tengah pandemi ini dilakukan DPD Partai Golkar Provinsi Bali menggelar Webinar “Strategi Operasional Pembangunan Sektor Pertanian dan Pariwisata Bali di Era New Normal” Selasa (30/6/2020) di Kantor DPD Partai Golkar Provinsi Bali.

Webinar menghadirkan sejumlah narasumber kompeten di bidang pariwisata dan pertanian baik dari kalangan akademisi maupun praktisi hingga unsur pemerintahan.

Mereka yakni Prof I Gede Pitana (Tenaga Ahli Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif); Prof I Komang Gede Bendesa (Guru Besar Universitas Udayana); Prof I Nyoman Rai (Guru Besar Fakultas Pertanian Universitas Udayana); Prof I Gede Mahardika (Guru Besar Fakultas Peternakan Universitas Udayana).

Pembicara lainnya yakni Dr. Ni Made Eka Mahadewi (Kepala P3M Poltekpar Bali); Bagus Sudibya (Praktisi Pariwisata); AA Gede Agung Wedathama (Ketua Komunitas Petani Muda Keren); Dr. Komang Suarsana (Wakil Ketua Bidang Pemenangan Pemilu DPD Partai Golkar Provinsi Bali).

Webinar dipandu Sekretaris DPD Partai Golkar Provinsi Bali Dr. Made Dauh Wijana yang diikuti serta disaksikan belasan ribu penonton (viewer) dari seluruh Bali dan  sejumlah daerah di Indonesia secara online.

Webinar ini untuk menggali kontribusi pemikiran, gagasan dari para akademisi, praktisi dan stakeholder lainnya terkait strategi operasional pembangunan sektor pertanian dan pariwisata sebagai bagian mewujudkan keseimbangan ekonomi baru bagi Bali di era New Normal (Normal Baru).

“Harus ada keseimbangan ekonomi Bali di sektor primer, sekunder dan tersier. Jadi seimbangkan juga pariwisata dan pertanian,” kata Ketua DPD Partai Golkar Provinsi Bali Dr. Nyoman Sugawa Korry.

Ia mengatakan hasil webinar ini dan juga webinar sebelumnya tentang “Strategi Operasional Pembangunan Sektor Industri dan UMKM Bali di Era New Normal” akan dirangkum menjadi semacam dokumen politik terkait pemulihan ekonomi Bali pasca pandemi Covid-19 atau era New Normal.

Gagasan besar dan strategis hasil webinar ini akan dibukukan dan diserahkan kepada stakeholder terkait mulai dari Gubernur Bali, Bupati/Walikota se-Bali, DPRD Bali, DPRD Kabupaten/Kota se-Bali dan pihak terkait lainnya.

“Dokumen politik ini juga harus jadi bahan acuan berpikir, berbicara dan berbuat kader Golkar Bali dalam karya dan kekaryaan di tengah masyarakat,” kata Sugawa Korry yang juga Wakil Ketua DPRD Bali ini.

Sementara itu Tenaga Ahli Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Prof I Gede Pitana dalam paparannya mengungkapkan bicara antara pertanian dan pariwisata di Bali ibaratnya benci tapi rindu.

Kedua hal ini sering dipertentangkan dimana kerap pariwisata dianggap  jadi biang kerok mundurnya pembangunan pertanian.

Padahal tidaklah demikian, sebab faktanya pariwisata dan pertanian saling ketergantungan dan saling mendukung satu sama lain.

“Ketergantungan sektor pertanian terhadap pariwisata sangat besar, begitu juga sebaliknya. Jadi jangan lagi dipertentangkan dan didikotomikan antara pariwisata dan pertanian, keduanya harus dibangun bersama-sama,” kata Prof Pitana.

Ketika pertanian belum maju bukan berarti pariwisata yang harus ditarik ke belakang tapi bagaimana mendorong sektor pertanian ke depan agar terjadi keseimbangan dua sektor ini.

“Jadi pasca Covid-19 ini pariwisata berbasis pertanian dan alam akan semakin menguat.  Keterkaitan pertanian dan pariwisata makin menguat,” tandas Prof Pitana.

Guru Besar Fakultas Pertanian Universitas Udayana Prof I Nyoman Rai menekankan perlunya reformasi pembangunan sektor pertanian Bali di era New Normal. Saat pariwisata ambruk petani juga kena dampak.

“Tapi saat karyawan dirumahkan kembali ke desa malah geluti pertanian. Ini sinyal yang bagus untuk bangkitnya pertanian Bali,” kata Prof Rai.

Ketua Komunitas Petani Muda Keren AA Gede Agung Wedathama mengatakan sebenarnya pandemi Covid-19 juga membawah berkah bagi petani muda yang kreatif dan inovatif menghadirkan solusi pertanian berbasis teknologi.

“Banyak anak muda kembangkan aplikasi digital membantu petani. Covid-19 juga harusnya jadi momentum Bali berdaulat pangan,” kata Wedathama. (dan)