Mangupura (Metrobali.com)-

Wakil Bupati Badung I Ketut Suiasa memimpin Rapat High Level Meeting Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kabupaten Badung,  dengan topik “Upaya Antisipasi Dampak El Nino Terhadap Ketahanan Pangan, Persiapan Kabupaten Badung ditetapkan sebagai Daerah Sampel IHK pada Tahun 2024, serta Menjaga Ketersediaan Pasokan dan Kestabilan Harga Barang Menjelang Hari Raya Galungan dan Kuningan”, Selasa (11/7) bertempat di Ruang Rapat Nayaka Gosana I, Puspem Badung. Turut hadir Staf Ahli Bidang Ekonomi, Keuangan dan Pembangunan Kabupaten Badung IGA Agung Trisna Dewi, Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali Gusti Agung Diah Utari, Perum Bulog Divisi Regional Bali Sony Supriadi, Kadiskop, UKM dan Perdagangan I Made Widiana, Kepala Bagian Perekonomian AA. Sagung Rosyawati, Kepala Bagian SDA Made Adi Adnyana, Perwakilan OPD terkait di lingkup Pemkab Badung dan Perumda Pasar Mangu Giri Sedana.

Dalam arahannya Wabup Ketut Suiasa menyampaikan bahwa Rapat Koordinasi High Level Meeting TPID ini membahas persiapan untuk tahun 2024 dimana Kabupaten Badung ditetapkan sebagai Kabupaten yang mandiri dalam penghitungan indek inflasi daerah yang sebelumnya sampai saat ini tahun 2023 masih masuk dihitung gabung dengan kota Denpasar, belum berdiri sendiri sehingga nanti di tahun 2024 sudah ditetapkan menjadi daerah penghitungan indek inflasi secara mandiri. Dalam hal ini ada beberapa hal yang perlu dipersiapkan, yang pertama apa yang dikonsepkan tentu akan dibuat roadmap atau peta jalan pengendalian inflasi di Badung. “Hal ini penting karena nantinya tidak diharapkan ketika sudah mandiri dalam penghitungan Inflasi Daerah, malah pengendalian inflasi kita tinggi, tentu dengan demikian ada suatu upaya sistematis dan sistemik yang nanti kita lakukan untuk membentuk roadmap ini. Dengan demikian dalam waktu dekat kami akan merancang roadmapnya dan dari roadmap ini akan dibuatkan kalender kerja yang sifatnya bersinergi lintas sektoral dan juga bersinergi dengan program aksinya tidak lagi ada kegiatan-kegiatan yang bersifat parsial, sepihak-sepihak, sepotong-sepotong atau sebagian-sebagian dan ini yang akan kita lakukan,” jelasnya.

Lebih lanjut dijelaskan dalam jangka pendek ada antisipasi terhadap resistensi kecenderungan inflasi meningkat akibat dua hal, yang pertama tantangan iklim, kedua adanya hari raya besar umat Hindu di awal bulan Agustus yaitu Hari Raya Galungan dan Kuningan. Kondisi iklim yang dipengaruhi oleh cuaca yang cukup ekstrim yang menimbulkan banjir sehingga daerah daerah produksi dan pemasok bahan pokok masyarakat akan berdampak terhadap produksi juga bisa menurun, distribusi akan terhambat dan telat yang berakibat pula pada kenaikan harga sebagai pemicu naiknya inflasi. “Ada informasi dari BMKG bahwa di pertengahan tahun ini akan terjadi kekeringan yang disebabkan oleh El Nino dan hal ini perlu juga kita antisipasi sehingga perlu diupayakan jangan sampai ketersediaan pasokan, distribusi bahan bahan pokok itu terhambat atau tidak tersedia. Nah untuk antisipasi kemungkinan-kemungkinan tersebut perlu tindakan riil dan tadi sudah kami perintahkan agar dilakukan pendataan, ditambahkan frekuensi untuk melakukan operasi pasar kepada masyarakat, bersinergi dengan Dinas Koperasi, UKM dan Perdagangan, Perum Bulog dan Perumda Pasar Mangu Giri Sedana,” imbuhnya.

Sementara Kepala Bagian Perekonomian Kabupaten Badung AA. Sagung Rosyawati, melaporkan Rakor High Level Meeting TPID sebagai bentuk Upaya Antisipasi Dampak El Nino Terhadap Ketahanan Pangan, Persiapan Kabupaten Badung ditetapkan sebagai Daerah Sampel IHK pada Tahun 2024, serta Menjaga Ketersediaan Pasokan dan Kestabilan Harga Barang Menjelang Hari Raya Galungan dan Kuningan sehingga inflasi dapat dikendalikan melalui optimalisasi 4K ; Ketersediaan Pasokan, Keterjangkauan Harga, Kelancaran Distribusi dan Komunikasi Efektif.

Sumber : Prokompim Pemkab Badung