Tol Bali Mandara Rugi Rp 15 Miliar
Direktur Utama PT Jasamarga Bali Tol, Akhmad Tito Karim gelar Jumpa Pers
Denpasar, (Metrobali.com) –
Sejak dioperasikan pada 2013 lalu, Jalan Tol Bali Mandara belum menghasilkan untung. Sebaliknya, jalan tol pertama di Bali itu masih merugi, utamanya untuk pembayaran pembiayaan bank. Direktur Utama PT Jasamarga Bali Tol, Akhmad Tito Karim menjelaskan, pada awal pembangunannya tol di atas laut itu sebagian besar menggunakan pendanaan pinjaman bank. “70 persen kita pinjam di bank dengan bungan 10 persen. Total pembangunan jalan tol ini menghabiskan dana Rp2,4 triliun, karena biaya konstruksi jalan tol itu membutuhkan dana Rp150 miliar perkilometernya,” jelas Tito, Sabtu 25 Maret 2017.
Ia mengakui jika tol merupakan bisnis jangka panjang. Untuk membayar bunga bank sebanyak itu Tito mengaku telah mengumpulkan pendapatan yang tercatat hingga saat ini sebesar Rp145 miliar. “Masih harus nombok Rp15 miliar lagi. Itu biaya operasional. Memang bisnis tol ini 10 tahun baru dia bisa menguntungkan,” papar Tito.
Ia tak menampik jika dalam kurun waktu satu dekade Jalan Tol Bali Mandara akan terus merugi. “10 tahun akan merugi,” katanya. Sementara untuk menalangi kekurangan pembayaran bunga sebesar Rp15 miliar, Tito mengaku dana itu ditutupi dari keuangan yang disetor oleh pemegang saham. Seperti diketahui, Jalan Tol Bali Mandara memiliki sembilan investor di antaranya adalah Pemerintah Daerah Bali, Pemerintah Kabupaten Badung, PT Angkasa Pura I, ITDC, PT Pelindo III, PT Adhi Karya, PT Wijaya Karya dan dua investor lainnya.
“Untuk dana yang nombok itu uangnya sudah ada. Para pemegang saham kan sudah setor yang di awal. Nah, sisa kelebihan uang setoran pemegang saham itu yang kita pakai untuk menutupi kekurangan pembayaran bunga bank sebesar Rp15 miliar itu tadi,” papar dia.
Ia memaparkan, pada tahun 2018 dan 2019 dana talangan yang akan dikeluarkan untuk membayar pokok dan bunga bank akan semakin berkurang. Selanjutnya, Tito meyakini pada tahun 2022 antara pemasukan dan pengeluaran Tol Bali Mandara akan seimbang. “Tahun 2022 kalau orang Bali bilang pakpok alias tidak untung, juga tidak rugi. Setelah itu baru kita akan untung,” jabarnya. (Laporan Bobby Andalan)
Tinggalkan Balasan
Anda harus masuk untuk berkomentar.