Beijing, (Metrobali.com) –

Tiongkok akan melampaui target pengurangan polusi air untuk 2014 dan berencana untuk membelanjakan 326 milyar dolar AS atau sekitar Rp3.912 trilyun untuk membersihkan sungai dan danau di negara tersebut.

Kurangnya pertimbangan lingkungan dalam rencana pembangunan di Tiongkok selama beberapa dekade terakhir telah membuat negara tersebut mengalami krisis air. Limbah beracun dari industri telah membuat 70 persen sungai dan danau terkena polusi. Selain itu, lebih dari setengah air bawah tanah juga terkena persoalan yang sama.

Namun pada Rabu, Kementerian Lingkungan mengumumkan bahwa tingkat organisme polutan dalam air (chemical oxygen demand–COD) di Tiongkok turun 2,7 persen pada periode semester pertama 2014.

Target pengurangan polusi air untuk 2014 secara keseluruhan adalah dua persen.

Meskipun target itu rendah, sejumlah pakar memperkirakan bahwa pengurangan polusi air akan meningkat tajam setelah pemerintah Tiongkok memberlakukan standar baru.

“Dengan peraturan ketat mengenai pembuangan limbah air yang baru, pengurangan polusi akan terjadi dengan cepat di masa mendatang,” kata Debra Tan dari lembaga think-tank “China Water Risk”.

Namun demikian aturan ketat yang baru itu juga diperkirakan akan memukul sejumlah sektor industri besar yang tengah kesulitan menghadi perlambatan ekonomi.

“Untuk sektor tekstil, aturan baru itu akan berlaku pada 2015 dan karena memang tidak ada cara murah untuk mengurangi limbah, perusahaan-perusahaan kecil mungkin akan kesulitan dalam mematuhi aturan itu,” kata Tan.

Sebelumnya “China Securities Journal” melaporkan bahwa pemerintah Tiongkok siap membelanjakan 326 milyar dolar AS untuk membersihkan polusi air.

Sejumlah waliyah di Tiongkok, terutama di bagian utara, mengalami kekurangan air bersih. Krisis tersebut akan berdampak lebih jauh pada produksi makanan dan energi.

Tiongkok sendiri juga telah memulai proyek senilai 63 milyar dolar AS untuk memindahkan air dari wilayah selatan ke bagian utara untuk mengatasi kelangkaan air.

(Ant) –