The East Bay Rayakan Single Perdana dengan Donasi bagi Pengungsi Gunung Agung
“The East Bay” Rayakan Single Perdana dengan Donasi bagi Pengungsi Gunung Agung
Denpasar, (Metrobali.com)-
Meski tergolong anyar di skema musik Bali khususnya, namun jangan salah kemunculan unit band Ska Punk Bali, The Eastbay patut diperhitungkan. Secara konsep dan musikalis band yang resmi didirikan bulan November 2016 sudah sangat matang. Kematangan The Eastbay tidak terlepas dari personilnya, diisi para dedengkot musisi yang sarat pengalaman dan telah malang melintang di pelbagai panggung musik, baik di Bali maupun di kancah panggung Nasional.
Untuk membuktikan eksistensinya, band yang digawangi Gapz (vokal/gitar), Gung D (keyboard/vokal), Metal (drum), Gung Aax (bass/vokal), dan Wis (gitar) akan melepas single perdana mereka berjudul “Manusia Mesin” sekaligus video klipnya, garapan Saksi Bisu Film. Pesta peluncuran “Manusia Mesin” pun dirayakan, Jumat (13/10/20017) di Gimme Shelter, Canggu, Bandung dengan menggandeng Devildice, The Dissland, Punks Reformasi, Superstar Superfuck, juga Bobbers.
Sembari merayakan peluncuran, band yang getol menyuarakan isu sosial dan lingkungan, pula kerap turun ke jalanan meneriakkan penolakan terhadap rencana reklamasi Teluk Benoa akan mengisi konsernya dengan aksi peduli mengumpulkan donasi bagi para pengungsi Gunung Agung, Karangasem. Diketahui, sejak Gunung Agung ditetapkan status level IV awas, pada September 2017 lalu, sekitar 134 ribu warga yang desanya masuk kawasan rawan bencana mengungsi di sejumlah titik pengungsian.
“Kami tidak mau beruforia tanpa memikirkan atau menutup mata, dan tidak melakukan sesuatu. Perayaan ini kami manfaatkan untuk menggalang bantuan bagi saudara-saudara kita yang mengungsi akibat aktivitas Gunung Agung. Siapapun yang hadir di acara ini, kami harap bisa menyisihkan sedikit uangnya untuk membantu saudara kita yang tengah kesusahan dan diselimuti rasa cemas. Kita manusia punya rasa punya hati, mari bergandeng tangan membantu sesama, dan tidak menjadi manusia mesin,” ujar Gapz.
Berkaitan dengan single “Manusia Mesin” ini banyak factor serta kondisi sebagian manusia khususnya masyarakat yang hidup di perkotaan yang cenderung individual menjadi latar lahirnya lagu ini. tergerusnya rasa kepedulian terhadap sesama maupun semesta menjadi pemandangan sehari-hari yang dirasakan, dialami para personil The Eastbay. Muak, kata ini mungkin yang tepat menyiratkan makna dalam lagu “Manusia Mesin”.
“Lagu ini terinspirasi dari rutinitas perkotaan yang makin sesak dengan pelbagai kompleksitas masalahnya, membuat kita berubah menjadi mesin. Orang kehilangan empati, simpati, individualis, dan ketika menyikapi sesuatu cenderung menghakimi, bahkan sangat kejam. Mungkin setelah mendengarkan lagu ini kita sadar kalau semua sangat egois,” harap motor The Eastbay, Gapz.
Gapz menyatakan, dirilisnya single sekaligus video klip sebagai langkah awal mengenalkan The Eastbay di skena musik Bali khususnya. Mengenalkan warna musik yang diusung The Eastbay, diakui Gapz memang butuh waktu ekstra, dan butuh konsistensi dalam berkarya, dan yang jelas menikmati prosesnya.
“Untuk band yang terbilang baru, kami butuh usaha memperkenalkan warna ini. Kedepannya kami akan berupaya terus memberikan hasil karya sambil menikmati prosesnya, dan setelah launching, karya kami bisa dinikmati bebas di channel youtube The Eastbay,” paparnya.
Kedepan, The Eastbay pun telah menyiapkan deretan “amunisi baru” sebelum mengeluarkan album penuh baik fisik maupun digital. Kembali ditegaskan Gapz, amunisi baru yang disiapkan, nantinya menjadi pondasi The Eastbay dalam menelorkan album penuh.
“Sementara kami mengeluarkan single-single yang materi sudah di persiapkan, mungkin setelah materinya cukup, kami akan mengeluarkan album penuh.  Yang jelas kami berharap single “Manusia Mesin” bisa memperkenalkan warna dan karya kami ke publik. Mudah-mudahan bisa diterima dan dinikmati. Dan pesan sosial dari lagu “Manusia Mesin” ini bisa ditangkap dan di mengerti,” ucap Gapz. SIA-MB