Kemah Budaya (3)-2

Denpasar (Metrobali.com)-

Pemerintah Kota Denpasar sejak Tahun 2008 lalu melaksanakan Program Kemah Budaya bekerjasama dengan Kader Pelestari Budaya Kota Denpasar. Kegitan pelestarian budaya ini dikemas lewat kemah budaya, sambil mengisi waktu libur sekolah yang saat ini memasuki tahun ke-7. Kegiatan yang dilaksanakan tahun ini berlangsung selama empat hari dari tanggal 25 Juni hingga 28 Juni mendatang yang melibatkan 10 sekolah SMA Negeri dan Swasta di Kota Denpasar.

Mengambil lokasi di halaman Pura Desa Adat Peguyangan Kaja, Kecamatan Denpasar Utara ini, Kamis (26/6) para siswa dan siswi SMA bersepakat menjadi “bemper” pelestari budaya, apalagi diera tantangan globalisasi dengan berbagai kemajuan teknologi informasi.

Berbagai kegiatan lomba dilaksanakan seperti lomba debat budaya, lomba ngelawar, dan membuat banten pengeraos, serta disisipi ceramah agama yang berkaitan dengan Tri Hita Karana. Para siswa diwajibkan berpakaian adat serta atasan kaos dipadukan endek.

Menurut Kadis Kebudayaan Kota Denpasar, pihaknya selaku panitia penyelenggara berharap asiswa SMA bisa jadi bemper pelstari budaya, yaitu caranya dengan mengikuti kemah budaya yang merupakan ajang tahunan pemkot Denpasar.

“Kegiatan kemah budaya ini dikoordinir Dinas Kebudayaan Kota Denpasar bekerjasama dengan Kader Pelestari Budaya Kota Denpasar, yang menggelar kegiatan bernuansa budaya,” ujar Kadis Kebudayaan Made Mudra.

Menurutnya masa remaja mejadi masa transisi untuk menerima berbagai kemajuan pembangunan. Apalagi dijaman global saat ini yang berpengaruh pada pergeseran budaya salah satunya masalah bahasa sehari-hari. Hal ini menjadi kekhawatiran bersama, sehingga mengharapkan para remaja sekolah ini mampu sebagai “bemper” pelestarian budaya khususnya di Kota Denpasar. Dengan mengangkat tema kemah budaya tahun ini yakni “Swasti Tabuh Bakthi Bhawana” yang memiliki makna mengorbankan sedikit kesenangan, menuju keselarasan alam lingkungan.

Diharapkan tema ini mampu memberikan pengaruh positif bagi siswa SMA dalam melestarikan unsur-unsur budaya Bali, serta kedepannya juga diharapkan tema ini dapat mencakup keselarasan Tri Hita Karana. Disamping itu menurut Mudra saat ini pihaknya melalui evaluasi kegiatan Sekaa Teruna di Kota
Denpasar juga telah melaksanakan berbagai kegiatan budaya sehingga nantinya mampu memperkuat budaya dimasing- masing wilayah di Kota Denpasar. SIA-MB